Banjarnegara (ANTARA) - Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara, Jawa Tengah mencatat 8 kejadian gempa di wilayah Jawa Tengah dan provinsi lain di sekitarnya yang terjadi pada tanggal 21 hingga 27 atau minggu keempat bulan Februari 2020.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Sabtu, menyebutkan dari delapan gempa tersebut empat kejadian tersebar di Selatan Jawa Tengah, dua di Jawa Timur dan dua di Yogyakarta.

"Dari delapan kejadian gempa tersebut tujuh di antaranya berlokasi di laut dan satu di darat," ujarnya.

Selain itu, dari delapan kejadian gempa tersebut, enam diantaranya memiliki kedalaman dangkal yakni di bawah 60 kilometer dan yang lainnya memiliki tingkat kedalaman menengah yakni antara 60 hingga 300 kilometer.

Baca juga: Tercatat 138 aktivitas gempa selama Desember-Februari
Baca juga: Stageof Banjarnegara catat 15 gempa selama minggu kedua Februari

Sementara itu, dari delapan kejadian gempa tersebut sebanyak dua diantaranya memiliki magnitudo kurang dari 3, sementara enam kejadian lainnya memiliki magnitudo antara 3 hingga 5.

"Pada periode ini tidak terdapat gempa yang dirasakan," lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemutakhiran data terkait kejadian gempa dan akan menginformasikannya kepada masyarakat.

Sementara itu, dia juga kembali mengemukakan bahwa berdasarkan hasil pencatatan kejadian gempa tersebut dapat disimpulkan daerah Selatan Jawa merupakan daerah yang memiliki seismisitas yang aktif.

Hal ini disebabkan karena Selatan Jawa merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik dimana lempeng Indo-Australia mensubduksi lempeng Eurasia

Dia menambahkan, pada umumnya gempa yang terjadi di wilayah ini berpotensi dirasakan dan merusak apabila magnitudonya semakin besar dan memiliki kedalaman dangkal.

Dengan memahami adanya sumber-sumber gempa dan potensi kebencanaan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, kata dia.

Masyarakat dapat mengetahui dan memperkuat upaya mitigasi bencana minimal untuk diri sendiri.

"Selain itu perlu menggali informasi secara mandiri dari sumber yang terpercaya (BMKG, red) merupakan langkah yang paling tepat sehingga kita dapat terhindar dari hoaks dan bahkan bisa mengedukasi sesama yang lain," jelasnya.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024