Banjarnegara (ANTARA) - Stasiun Geofisika Banjarnegara, Jawa Tengah mencatat 15 kejadian gempa di wilayah Jawa Tengah dan provinsi lain di sekitarnya yang terjadi pada tanggal 7 - 13 atau minggu kedua bulan Februari 2020.

"Berdasarkan monitoring yang dilakukan di Stageof Banjarnegara tercatat ada 15 kejadian gempa yang terjadi di wilayah Jawa Tengah dan provinsi sekitarnya," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Sabtu.

Dia menjelaskan dari 15 tersebut tiga even terjadi di Parangtritis, satu di Yogyakarta, satu di Tulungagung, satu di Bumiayu, dua di Pacitan, dua di Puger, satu di Malang, dua di Jember dan dua di Trenggalek.

Dari 15 kejadian gempa 7 diantaranya memiliki kedalaman dangkal yakni di bawah 60 kilometer. Selain itu, delapan kejadian lainnya memiliki tingkat kedalaman menengah yakni antara 60 hingga 300 kilometer.

Baca juga: Pemerintah Banyumas sambut baik rencana pemasangan alat deteksi gempa
Baca juga: BMKG luncurkan inovasi peringatan dini potensi longsor

Selain itu, dari 15 kejadian gempa sebanyak 13 di antaranya memiliki magnitudo kurang dari 3, sementara sementara dua kejadian lainnya memiliki magnitudo antara 3 hingga 5. "Pada periode ini tidak ada gempa yang dirasakan," katanya.

Dia menambahkan bahwa berdasarkan hasil pencatatan kejadian gempabumi tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah Selatan Jawa merupakan daerah yang memiliki seismisitas yang aktif.

Hal ini disebabkan karena selatan Jawa merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik dimana lempeng Indo-Australia mensubduksi lempeng Eurasia

Dia mengatakan, pada umumnya gempa yang terjadi di wilayah ini berpotensi dirasakan dan merusak apabila magnitudonya semakin besar dan memiliki kedalaman dangkal.

Dengan memahami adanya sumber-sumber gempa dan potensi kebencanaan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, kata dia, masyarakat dapat mengetahui dan memperkuat upaya mitigasi bencana minimal untuk diri sendiri.

"Selain itu perlu menggali informasi secara mandiri dari sumber yang terpercaya (BMKG, red) merupakan langkah yang paling tepat sehingga kita dapat terhindar dari hoaks dan bahkan bisa mengedukasi sesama yang lain," katanya.

Dia menambahkan, bahaya gempa tidak dapat dihindari namun resiko yang ditimbulkan dapat diminimalisir.

Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem berlangsung sampai Maret


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024