Solo (ANTARA) - Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP) Kota Surakarta menyatakan perlu konsep yang matang untuk membangun sentra mebel di Kota Solo agar cepat berkembang.
"Terkait hal ini kami dari FEDEP sudah mendorong dan memberikan masukan ke kementerian terkait, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM terkait konsep ideal seperti apa," kata Ketua FEDEP Kota Surakarta David R Wijaya di Solo, Senin.
Ia mengatakan di tingkat kementerian ada program factory sharing. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan program tersebut akan diaplikasikan ke sentra mebel Kota Solo.
Baca juga: Mebel berkualitas, bikin Ceko tertarik kerja sama dengan Jepara
"Jadi di situ ada fasilitas produksi yang bisa dimanfaatkan oleh komunitas, yaitu pelaku usaha, apalagi ini kan sentra ya," katanya.
Ia melihat selama ini proses produksi yang terjadi di pasar mebel tidak dilakukan mulai dari nol melainkan para pedagang mengambil barang setengah jadi dari produsen yang lain untuk selanjutnya diolah atau finishng di galeri mereka.
"Mereka ambil di Kaliyoso, Serengan, dan beberapa tempat lain. Makanya saya konsep kalau itu bisa jadi dua blok, blok pertama untuk galeri seperti Informa (toko mebel modern), kemudian dipisahkan jalan untuk bongkar muat barang dan di tempat kedua digunakan untuk finishing," katanya.
Ia mengatakan dengan konsep tersebut dipastikan pemerintah akan menyediakan fasilitas yang lebih memadai, termasuk cara finishing yang tepat dan modern.
"Dari sisi produksi pasti akan lebih modern, selain itu dengan dipisahkannya tempat produksi dengan galeri tentu akan menambah kenyamanan pengunjung. Kalau sekarang datang ke sana kan sudah nggak menarik dulu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta Fransisco Amaral mengatakan Pemerintah Kota Surakarta mulai fokus menggarap sentra industri mebel yang akan berkonsep kawasan terintegrasi dengan melibatkan seluruh perajin lokal.
Ia mengatakan mebel merupakan salah satu sektor industri yang cukup potensial untuk dikembangkan. Apalagi, beberapa perajin di Kota Solo sudah melakukan ekspor ke beberapa negara salah satunya Amerika Serikat.
"Tetapi memang industri ini belum terlalu berkembang. Oleh karena itu, pemerintah akan menjadikan kawasan terintegrasi, mulai dari Gilingan hingga Manahan. Nanti juga akan dikembangkan sebagai kawasan wisata dan dikembangkan pula koperasinya," katanya.
Baca juga: Jateng bakal kembangkan pendanaan restrukturisasi mesin usaha mebel
"Terkait hal ini kami dari FEDEP sudah mendorong dan memberikan masukan ke kementerian terkait, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM terkait konsep ideal seperti apa," kata Ketua FEDEP Kota Surakarta David R Wijaya di Solo, Senin.
Ia mengatakan di tingkat kementerian ada program factory sharing. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan program tersebut akan diaplikasikan ke sentra mebel Kota Solo.
Baca juga: Mebel berkualitas, bikin Ceko tertarik kerja sama dengan Jepara
"Jadi di situ ada fasilitas produksi yang bisa dimanfaatkan oleh komunitas, yaitu pelaku usaha, apalagi ini kan sentra ya," katanya.
Ia melihat selama ini proses produksi yang terjadi di pasar mebel tidak dilakukan mulai dari nol melainkan para pedagang mengambil barang setengah jadi dari produsen yang lain untuk selanjutnya diolah atau finishng di galeri mereka.
"Mereka ambil di Kaliyoso, Serengan, dan beberapa tempat lain. Makanya saya konsep kalau itu bisa jadi dua blok, blok pertama untuk galeri seperti Informa (toko mebel modern), kemudian dipisahkan jalan untuk bongkar muat barang dan di tempat kedua digunakan untuk finishing," katanya.
Ia mengatakan dengan konsep tersebut dipastikan pemerintah akan menyediakan fasilitas yang lebih memadai, termasuk cara finishing yang tepat dan modern.
"Dari sisi produksi pasti akan lebih modern, selain itu dengan dipisahkannya tempat produksi dengan galeri tentu akan menambah kenyamanan pengunjung. Kalau sekarang datang ke sana kan sudah nggak menarik dulu," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta Fransisco Amaral mengatakan Pemerintah Kota Surakarta mulai fokus menggarap sentra industri mebel yang akan berkonsep kawasan terintegrasi dengan melibatkan seluruh perajin lokal.
Ia mengatakan mebel merupakan salah satu sektor industri yang cukup potensial untuk dikembangkan. Apalagi, beberapa perajin di Kota Solo sudah melakukan ekspor ke beberapa negara salah satunya Amerika Serikat.
"Tetapi memang industri ini belum terlalu berkembang. Oleh karena itu, pemerintah akan menjadikan kawasan terintegrasi, mulai dari Gilingan hingga Manahan. Nanti juga akan dikembangkan sebagai kawasan wisata dan dikembangkan pula koperasinya," katanya.
Baca juga: Jateng bakal kembangkan pendanaan restrukturisasi mesin usaha mebel