Purwokerto (ANTARA) - Harga bawang putih di pasar tradisional Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melonjak dari Rp40.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram.

"Kenaikan harga bawang putih terjadi sejak Senin (3/2), khususnya bawang putih impor jenis kating," kata salah seorang pedagang, Yuni, di Pasar Manis, Purwokerto, Selasa.

Ia mengaku tidak tahu secara pasti penyebab kenaikan harga bawang putih impor.

Namun, Yuni menduga kenaikan harga tersebut terjadi karena kurangnya pasokan impor dari China sejak adanya kasus penyebaran virus corona. 

Selain bawang putih, tambah dia, harga beberapa jenis cabai juga kembali melonjak seiring dengan berkurangnya pasokan dari petani.

Baca juga: Harga bawang putih di Kudus melambung jadi Rp50.000/kg
Baca juga: Bawang putih penyumbang inflasi tertinggi Solo

"Barangnya sulit didapat, katanya sih karena pasokan dari petani masih minim, apalagi sekarang sering turun hujan," katanya.

Ia mengatakan harga cabai merah besar yang sebelumnya sebesar Rp60.000 per kilogram, naik menjadi Rp75.000 per kilogram.

Menurut dia, kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah keriting, yakni dari Rp50.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram.

Bahkan, harga cabai rawit merah kembali mencapai Rp80.000 per kilogram setelah sempat turun hingga kisaran Rp77.000 per kilogram pada pertengahan pekan lalu.

Sementara itu, harga cabai rawit hijau mengalami penurunan dari Rp50.000 per kilogram menjadi Rp47.500 per kilogram.

Pedagang lainnya, Hamidah, mengakui jika saat ini permintaan dari konsumen terhadap cabai tergolong tinggi, namun pasokannya terbatas.

"Kami menyesuaikan kenaikan harga dari pedagang besar, ditambah lagi permintaan dari konsumen cukup tinggi," katanya.

Seorang ibu rumah tangga, Reni, mengharapkan harga komoditas cabai maupun bawang putih dapat segera turun dan kembali normal.

"Kalau harganya makin melonjak, tentunya sangat memberatkan kami masyarakat kecil," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yunianto mengakui adanya kenaikan harga bawang putih impor di pasaran.

"Mungkin karena faktor pasar, antara stok dan kebutuhan mungkin agak bergeser. Kami masih pantau terus, mudah-mudahan tidak ada hal-hal yang menyangkut kesengajaan seperti penimbunan dan sebagainya," katanya.

Disinggung mengenai adanya isu yang menyebutkan bahwa kenaikan harga bawang putih impor itu berkaitan dengan merebaknya virus corona di China, dia mengatakan pihaknya tidak bisa menjustifikasi kebenaran isu tersebut.

Menurut dia, pihaknya masih berupaya mencari penyebab kenaikan harga bawang putih impor itu karena terjadinya bukan saat menjelang hari raya.

"Kita cari dulu penyebabnya, ini belum ketemu. Kita berkoordinasi dengan yang lainnya (instansi lain)," tegasnya.

Terkait kemungkinan akan dilakukan operasi pasar terhadap bawang putih, Yunianto mengatakan hal itu tergantung dari hasil koordinasi dengan instansi lain yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas.

Baca juga: Diantisipasi, tersendatnya pengiriman bawang putih China

"Kalau diperlukan, ya seperti itu (operasi pasar) bisa. Kalau memang masih bisa dengan upaya lain ya kita lakukan yang lain," katanya sembari menyebutkan harga ideal bawang putih impor di Purwokerto berkisar Rp30.000-Rp35.000 per kilogram. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024