Solo (ANTARA) - Komoditas bawang putih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kota Solo seiring dengan peningkatan harga yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

"Bawang putih menyumbang inflasi sebesar 0,08 persen. Kalau inflasi di Kota Solo sendiri pada bulan Januari 2020 sebesar 0,14 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Totok Tavirijanto di Solo, Senin.

Totok mengatakan kenaikan harga bawang putih tersebut tidak lepas dari ketergantungan kebutuhan dalam negeri terhadap bawang putih impor.

"Pasokan bawang putih kita kan impor dari Tiongkok, di sisi lain negara tersebut sedang terkena wabah virus corona. Jadi stok bawang putih menipis karena ada pembatasan impor ini," katanya.

Sedangkan komoditas lain yang juga memberikan sumbangan terhadap inflasi, yaitu cabai merah sebesar 0,08 persen, minyak goreng sebesar 0,06 persen, dan cabai rawit sebesar 0,04 persen.

"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1,32 persen," katanya.

Baca juga: Diantisipasi, tersendatnya pengiriman bawang putih China

Sebelumnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta berupaya mengantisipasi kemungkinan terhambatnya pengiriman komoditas bawang putih dari China usai merebaknya virus corona di negara tersebut.

"Bawang putih menjadi salah satu komoditas yang akan coba kami identifikasi stoknya, ada atau tidak," kata Wakil Ketua TPID Kota Surakarta Bambang Pramono.

Ia memastikan mulai terjadi penurunan pasokan bawang putih. Jika dalam kondisi normal rata-rata volume pasokan bawang putih di Kota Solo mencapai 20 kontainer, saat ini turun menjadi empat kontainer.

Ia tidak menampik jika pengiriman tersendat maka akan berdampak pada tidak stabilnya harga bawang putih di dalam negeri, mengingat sekitar 95 persen kebutuhan bawang putih di dalam negeri masih dipenuhi oleh negara lain.

Terkait hal itu, dikatakannya, saat ini Bank Indonesia (BI) tengah mengembangkan klaster bawang putih di sejumlah daerah dengan melibatkan para petani pedesaan.

"Kami menciptakan bibit unggul dan sedang dikembangkan di sejumlah klaster untuk kebutuhan pembibitan bawang putih. Harapannya ke depan bisa direplikasi secara masif," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Surakarta ini.

Dengan demikian, diharapkan pula ke depan produk pertanian tersebut bisa memenuhi permintaan dalam negeri, sehingga masyarakat khususnya Solo Raya tidak lagi mengandalkan pasokan bawang putih impor.

Baca juga: Harga bawang putih di Kudus melambung jadi Rp50.000/kg
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024