Semarang (ANTARA) - Kamar Dagang Indonesia Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Ali Abdul Rohman memberikan pelatihan mengenai strategi pemasaran pada Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPlah) 2020 kepada perwakilan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari 35 kabupaten/kota.

"Pelatihan strategi marketing SIPlah ini merupakan salah satu langkah bagi kami untuk mengajak UMKM agar bisa maju bersama," kata Ali di sela pelatihan yang mengangkat tema "Fokus, Cepat, Efektif, Efisien, dan Menguntungkan" di Patra Semarang Hotel and Convention, Kamis.

Menurut dia, dengan pelatihan tersebut para pengusaha kelas menengah ke bawah dapat memiliki pemetaan dan strategi yang pas dalam pemasaran di dunia pendidikan.

Baca juga: Kadin Indonesia komitmen membina pelaku UMKM

"Saya tidak ingin kalau hanya pelatihan terus. Kami ingin sekali dua kali pelatihan langsung jalan praktik agar efisien karena banyak pelaku UMKM lainnya yang perlu mendapat kesempatan yang sama," ujarnya.

Ia mengharapkan pelaku UMKM yang menjadi peserta pelatihan akan menularkan pengetahuan yang diperoleh saat pelatihan ke wilayah masing-masing.

Ia menilai yang terpenting adalah pelaku UMKM dan para pengusaha di level menengah ke bawah juga memahami peraturan yang berlaku dalam dunia pendidikan karena hal ini merupakan poin penting untuk menjalankan usaha di bidang tersebut.

"Pelatihan ini penting agar kita semua paham aturan. Kita bekerja dengan nyaman dan turut berkontribusi kepada masyarakat sebagai mitra pemerintah," katanya.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Airlangga Surabaya Mufti Mubarok menambahkan selain memahami peraturan pemerintah, para pengusaha UMKM juga harus paham terhadap teknologi informasi.

Bagi dirinya, hal ini tidak kalah penting karena banyak transaksi menggunakan sistem dalam jaringan, apalagi SIPlah merupakan yempat pemasaran yang didesain oleh pemerintah secara daring.

"SIPlah iNi merupakan 'market place' yang berpotensi untuk jualan. Kadin bisa berperan penuh di ruang tersebut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Bukan hanya buku, komputer, alat peraga namun pelatihan juga bisa kita jual di situ (SIPlah, red)," ujarnya.

Ia menyebut bisnis pendidikan merupakan bidang yang menarik sebab semua spesifikasi dan kebutuhan sudah tertera secara jelas.
 
"Tinggal kita bagaimana mengambil 'market share' untuk pengusaha UMKM agar kita bisa maju bersama-sama," katanya.

Baca juga: UMKM harus hindari penyakit pemasaran
Baca juga: Pemkab Batang dukung produk UMKM dominasi area istirahat tol Trans Jawa

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024