Semarang (ANTARA) - Salah satu program dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa Satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Satu Desa Binaan bakal diterapkan di 35 kabupaten/kota di prpvinsi ini karena dinilai mengurangi angka kemiskinan si provinsi setempat.
"Program Satu OPD, Satu Desa Binaan akan diterapkan di semua kabupaten/kota, tidak hanya di daerah yang masuk zona merah kemiskinan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.
Baca juga: 10,80 persen penduduk Jateng berada di garis kemiskinan
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu mencontohkan di Desa Tieng, Kabupaten Wonosobo, yang sebelumnya angka kemiskinan mencapai 400 kepala keluarga (KK), namun setelah dilakukan pendampingan oleh OPD, jumlah warga miskin berkurang menjadi sekitar 130 KK.
"Artinya (angka kemiskinan, red) bisa kita turunkan sekitar 50 persen, apalagi pemerintah pusat dan kabupaten/kota turut andil dalam pengentasan kemiskinan sehingga warga miskin ditangani bersama-sama," jelasnya.
Selain Program Satu OPD Satu Desa Binaan, berbagai upaya juga digencarkan Pemprov Jateng guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat yang berdampak terhadap kesejahteraan warga miskin.
Pemprov Jateng, lanjut dia terus mendukung pertumbuhan usaha produktif di semua kalangan masyarakat, termasuk menggenjot pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lingkungan pondok pesantren.
"Kami tidak hanya menggenjot usaha produktif di pesantren, tapi juga UMKM di masyarakat umum, termasuk membantu memfasilitasi permodalan melalui kerja sama dengan perbankan dan CSR agar target penurunan kemiskinan sebanyak satu digit dapat terealisasi," terangnya.(Kom)
Baca juga: Wagub: Verifikasi data penting pastikan kondisi faktual kemiskinan
Baca juga: Pengentasan kemiskinan melalui sinergi antar-OPD dinilai lebih efektif
"Program Satu OPD, Satu Desa Binaan akan diterapkan di semua kabupaten/kota, tidak hanya di daerah yang masuk zona merah kemiskinan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen di Semarang, Senin.
Wagub yang juga menjabat Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Jateng menjelaskan bahwa setelah Program Satu OPD, Satu Desa Binaan digulirkan Pemprov Jateng pada satu tahun lalu, angka kemiskinan di masing-masing desa dampingan menurun.
Baca juga: 10,80 persen penduduk Jateng berada di garis kemiskinan
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu mencontohkan di Desa Tieng, Kabupaten Wonosobo, yang sebelumnya angka kemiskinan mencapai 400 kepala keluarga (KK), namun setelah dilakukan pendampingan oleh OPD, jumlah warga miskin berkurang menjadi sekitar 130 KK.
"Artinya (angka kemiskinan, red) bisa kita turunkan sekitar 50 persen, apalagi pemerintah pusat dan kabupaten/kota turut andil dalam pengentasan kemiskinan sehingga warga miskin ditangani bersama-sama," jelasnya.
Selain Program Satu OPD Satu Desa Binaan, berbagai upaya juga digencarkan Pemprov Jateng guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat yang berdampak terhadap kesejahteraan warga miskin.
Pemprov Jateng, lanjut dia terus mendukung pertumbuhan usaha produktif di semua kalangan masyarakat, termasuk menggenjot pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lingkungan pondok pesantren.
"Kami tidak hanya menggenjot usaha produktif di pesantren, tapi juga UMKM di masyarakat umum, termasuk membantu memfasilitasi permodalan melalui kerja sama dengan perbankan dan CSR agar target penurunan kemiskinan sebanyak satu digit dapat terealisasi," terangnya.(Kom)
Baca juga: Wagub: Verifikasi data penting pastikan kondisi faktual kemiskinan
Baca juga: Pengentasan kemiskinan melalui sinergi antar-OPD dinilai lebih efektif