Temanggung (ANTARA) - Kalangan petani bawang putih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berharap tidak terjadi cuaca ekstrem dalam beberapa bulan ke depan sehingga hasil panen bawang putih bisa maksimal.
"Cuaca ekstrem menjadi masalah bagi petani bawang karena bisa mengakibatkan gagal panen akibat tanaman bawang busuk," kata petani lereng Gunung Sindoro di Desa Tuksari, Kecamatan Kledung, Kasan Rubani (58) di Temanggung, Kamis.
Ia menyampaikan hujan terlalu deras apalagi kalau terjadi pada malam hari membuat tanaman bawang putih terlalu lembab sehingga membusuk.
Baca juga: Temanggung sentra pengembangan benih bawang putih Indonesia
Kasan mengatakan petani bawang putih di lereng Gunung Sindoro Temanggung baru mulai tanam di bulan Desember ini berharap cuaca mendukung budidaya tanaman bawang putih yang sekarang tengah digalakkan pemerintah.
Ia menyambut baik upaya pemerintah yang menjadikan Temanggung sebagai sentra pembenihan bawang putih. Akan tetapi pendampingan harus terus dilakukan sampai pada pemasaran sehingga bisa mengawal harga.
Menurut dia setiap hektare lahan bisa menghasilkan panenan bawang putih sekitar 7-8 ton dengan masa tanam hingga panen kurang lebih empat bulan. Selama melakukan penanaman bawang putih di ketinggian Gunung Sindoro para petani mengaku hampir tak pernah menemui kendala.
D kawasan Gunung Sindoro tanaman bawang ditanam pada ketinggian antara 1.300 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Dukung swasembada bawang putih, Temanggung perluas areal tanam
Petani lain Surati (58) menyampaikan setiap hektare lahan membutuhkan sekitar 3,5 kuintal sampai 4 kuintal benih bawang putih, dari jumlah tersebut rata-rata bisa menghasilkan panenan sebanyak 7-8 ton bawang putih basah.
Ia menuturkan harga benih bawang putih saat ini Rp50 ribu per kilogram.
"Hasil panen kami pilah mana yang layak menjadi benih kami kumpulkan tersendiri. Sedangkan yang tidak masuk kualitas untuk benih baru kami konsumsi atau kami jual ke pasaran," katanya.
Baca juga: Jadi sentra penangkar benih bawang putih, Temanggung pasok sejumlah daerah
"Cuaca ekstrem menjadi masalah bagi petani bawang karena bisa mengakibatkan gagal panen akibat tanaman bawang busuk," kata petani lereng Gunung Sindoro di Desa Tuksari, Kecamatan Kledung, Kasan Rubani (58) di Temanggung, Kamis.
Ia menyampaikan hujan terlalu deras apalagi kalau terjadi pada malam hari membuat tanaman bawang putih terlalu lembab sehingga membusuk.
Baca juga: Temanggung sentra pengembangan benih bawang putih Indonesia
Kasan mengatakan petani bawang putih di lereng Gunung Sindoro Temanggung baru mulai tanam di bulan Desember ini berharap cuaca mendukung budidaya tanaman bawang putih yang sekarang tengah digalakkan pemerintah.
Ia menyambut baik upaya pemerintah yang menjadikan Temanggung sebagai sentra pembenihan bawang putih. Akan tetapi pendampingan harus terus dilakukan sampai pada pemasaran sehingga bisa mengawal harga.
Menurut dia setiap hektare lahan bisa menghasilkan panenan bawang putih sekitar 7-8 ton dengan masa tanam hingga panen kurang lebih empat bulan. Selama melakukan penanaman bawang putih di ketinggian Gunung Sindoro para petani mengaku hampir tak pernah menemui kendala.
D kawasan Gunung Sindoro tanaman bawang ditanam pada ketinggian antara 1.300 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Dukung swasembada bawang putih, Temanggung perluas areal tanam
Petani lain Surati (58) menyampaikan setiap hektare lahan membutuhkan sekitar 3,5 kuintal sampai 4 kuintal benih bawang putih, dari jumlah tersebut rata-rata bisa menghasilkan panenan sebanyak 7-8 ton bawang putih basah.
Ia menuturkan harga benih bawang putih saat ini Rp50 ribu per kilogram.
"Hasil panen kami pilah mana yang layak menjadi benih kami kumpulkan tersendiri. Sedangkan yang tidak masuk kualitas untuk benih baru kami konsumsi atau kami jual ke pasaran," katanya.
Baca juga: Jadi sentra penangkar benih bawang putih, Temanggung pasok sejumlah daerah