Jakarta (ANTARA) - Polisi Diraja Malaysia (PDRM) membebaskan suporter sepak bola asal Bali Andreas Setiawan yang ditangkap oleh PDRM beberapa waktu lalu karena "teror bom Stadion Bukit Jalil" di media sosial dibebaskan setelah ditahan di Kantor Polisi Daerah (IPD) Cheras Kuala Lumpur, Kamis.
"Alhamdulillah sore ini Polisi Cheras Malaysia (PDRM) telah melepaskan saudara Andreas Setiawan dari tahanan dan dalam waktu tidak terlalu lama, Andreas akan segera kembali ke Bali," ujar Koordinator Fungsi Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat di Kuala Lumpur, Kamis.
Baca juga: 2 suporter Indonesia ditahan di Malaysia dibebaskan
Agung bersama Sekretaris I Konsuler Sabda Thian ikut mengurus pembebasan Andreas dari IPD Cheras kemudian dibawa ke KBRI Kuala Lumpur.
"Proses pembebasannya berlangsung cepat dan kami mendapatkan kerja sama yang baik dari Polisi Cheras. Andreas sekarang sudah di KBRI bersama para suporter Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) yang sudah ikut membantu menangani tiga suporter yang ditahan," katanya.
Agung mengatakan penyidikan yang dilakukan polisi IPD Cheras sudah cukup, sehingga tidak alasan untuk menahannya lebih lanjut, sedangkan bukti-bukti untuk mendakwa yang bersangkutan lebih lanjut juga tidak ada sehingga dibebaskan Kamis ini.
Baca juga: PDRM : WNI dirampok viral di video tak terkait sepak bola
Baca juga: Tiga suporter Indonesia ditahan PDRM
Sementara itu, Andreas mengatakan awal kejadian penangkapannya saat itu dia memosting foto sedang berada di KLCC, kemudian ada teman dari Bali berkomentar jangan lupa di-bom stadion-nya kalau kalah, kemudian dia membalas candaan tersebut kalau dirinya sudah membawa satu tas bondet disertai emoticon.
"Setelah itu teman saya dari Bali mengatakan tunggu aba-aba dari saya, setelah itu saya tidak komentar lagi karena saya tahu sudah kriminal. Saya diperiksa saat masuk pintu E kemudian ditangkap bersama dua teman saya. Saya menduga yang melaporkan warga di Malaysia," katanya.
Dia mengatakan memperoleh hikmah dari kejadian yang dialaminya agar tidak memosting masalah sensitif di media sosial.
Setelah dibebaskan dia belum menghubungi orang tuanya di Bali dan berharap teman-teman suporter bisa mengabari karena dirinya juga ingin cepat pulang ke Bali.
Sebelumnya dua orang teman Andreas, Rifki Chorudin dan Iyan Prada Wibowo lebih dahulu dibebaskan pada Minggu (24/11).
"Alhamdulillah sore ini Polisi Cheras Malaysia (PDRM) telah melepaskan saudara Andreas Setiawan dari tahanan dan dalam waktu tidak terlalu lama, Andreas akan segera kembali ke Bali," ujar Koordinator Fungsi Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat di Kuala Lumpur, Kamis.
Baca juga: 2 suporter Indonesia ditahan di Malaysia dibebaskan
Agung bersama Sekretaris I Konsuler Sabda Thian ikut mengurus pembebasan Andreas dari IPD Cheras kemudian dibawa ke KBRI Kuala Lumpur.
"Proses pembebasannya berlangsung cepat dan kami mendapatkan kerja sama yang baik dari Polisi Cheras. Andreas sekarang sudah di KBRI bersama para suporter Aliansi Suporter Indonesia Malaysia (ASIM) yang sudah ikut membantu menangani tiga suporter yang ditahan," katanya.
Agung mengatakan penyidikan yang dilakukan polisi IPD Cheras sudah cukup, sehingga tidak alasan untuk menahannya lebih lanjut, sedangkan bukti-bukti untuk mendakwa yang bersangkutan lebih lanjut juga tidak ada sehingga dibebaskan Kamis ini.
Baca juga: PDRM : WNI dirampok viral di video tak terkait sepak bola
Baca juga: Tiga suporter Indonesia ditahan PDRM
Sementara itu, Andreas mengatakan awal kejadian penangkapannya saat itu dia memosting foto sedang berada di KLCC, kemudian ada teman dari Bali berkomentar jangan lupa di-bom stadion-nya kalau kalah, kemudian dia membalas candaan tersebut kalau dirinya sudah membawa satu tas bondet disertai emoticon.
"Setelah itu teman saya dari Bali mengatakan tunggu aba-aba dari saya, setelah itu saya tidak komentar lagi karena saya tahu sudah kriminal. Saya diperiksa saat masuk pintu E kemudian ditangkap bersama dua teman saya. Saya menduga yang melaporkan warga di Malaysia," katanya.
Dia mengatakan memperoleh hikmah dari kejadian yang dialaminya agar tidak memosting masalah sensitif di media sosial.
Setelah dibebaskan dia belum menghubungi orang tuanya di Bali dan berharap teman-teman suporter bisa mengabari karena dirinya juga ingin cepat pulang ke Bali.
Sebelumnya dua orang teman Andreas, Rifki Chorudin dan Iyan Prada Wibowo lebih dahulu dibebaskan pada Minggu (24/11).