Magelang (ANTARA) - Kelompok Wanita Tani (KWT) Manunggal Kelurahan Potrobangsan, Kota Magelang mengembangkan budi daya lele secara berkelanjutan dengan memanfaatkan area usaha bersama warga setempat itu yang relatif sempit.
"Hasil penjualan ikan lele yang mereka budidayakan akan dibelikan lagi benih lele, agar demplot (demonstration plot) perikanan ini terus berkelanjutan," ujar Koordiantor Perikanan KWT Manunggal Kelurahan Potrobangsan Sriyati Budiyono dalam keterangan tertulis di Magelang, Senin.
Kelompok perempuan dengan anggotanya yang warga Kampung Dumpoh, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara itu, panen perdana usaha budi daya lele hasil pemeliharaan sekitar tiga bulan terakhir di tiga kolam demplotnya.
Baca juga: Disperpa dorong KWT budi daya sumber pangan lokal
Dari tiga ribu benih ikan lele yang mereka budidayakan, kelompok itu memanen sekitar tiga kuintal dengan total biaya pemeliharaan sekitar satu juta rupiah.
Ia menyebut harga penjualan ke pasar atau konsumen di daerah itu Rp20.000 per kilogram.
"Harganya ikut pasaran walaupun lebih murah di kita, hanya Rp20 ribu per kilogram. Nanti 2,7 kuintal dijual dan sisanya dibagikan ke kepala keluarga di RT01/RW07 Potrobangsan secara gratis," kata dia.
Kelompok Wanita Tani sebagai media pembelajaran anggotanya agar mampu mengembangkan usaha di pekarangan masing-masing.
Ia mengakui pengembangan usaha kelompok itu membutuhkan semangat kerja keras dan ulet anggota bersama para pengurusnya.
Kelompok itu juga mempunyai dua demplot lain untuk usaha peternakan dan pertanian.
Ketua Demplot KWT Manunggal, Hidayati, mengatakan anggota kelompok secara bersama-sama membuktikan keberhasilan demplot lele, di mana lahan yang relatif terbatas, tidak menghalangi mereka dalam pengembangan usaha budi daya itu.
"Kolamnya nggak perlu luas-luas. Yang penting rajin dikuras, dua bulan ikan lele siap panen untuk memenuhi gizi keluarga, atau lebih luas lagi menjadi lapangan usaha yang dapat menambah penghasilan keluarga," katanya.
Ia menyebut usaha perikanan oleh kelompok itu juga sebagai dukungan terhadap Pemerintah Kota Magelang dalam mengampanyekan Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) karena kandungan omega 3 dalam ikan, cocok untuk mencerdaskan otak, terutama kalangan anak.
"Secara tidak langsung kami mendukung Program Gemarikan yang digaungkan Pemkot Magelang yang tujuan utamanya membuat anak-anak kita semakin cerdas," kata dia.
Ketua RW07 Kelurahan Potrobangsan, Sugeng, mengapresiasi semangat dan gagasan para ibu rumah tangga di daerah itu yang tergabung dalam KWT Manunggal.
"Mereka sangat antusias melakukan kegiatan bercocok tanam dan berternak ikan. Hasil tiga kuintal ini adalah panen pertama, kemudian 35 rumah juga sudah mendapatkan masing-masing satu kilogram lele, sekaligus kita mendukung Program Gemarikan dan peningkatan gizi masyarakat," katanya. (hms)
Baca juga: 24 kelompok tani di Temanggung menjadi penangkar bawang putih
"Hasil penjualan ikan lele yang mereka budidayakan akan dibelikan lagi benih lele, agar demplot (demonstration plot) perikanan ini terus berkelanjutan," ujar Koordiantor Perikanan KWT Manunggal Kelurahan Potrobangsan Sriyati Budiyono dalam keterangan tertulis di Magelang, Senin.
Kelompok perempuan dengan anggotanya yang warga Kampung Dumpoh, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara itu, panen perdana usaha budi daya lele hasil pemeliharaan sekitar tiga bulan terakhir di tiga kolam demplotnya.
Baca juga: Disperpa dorong KWT budi daya sumber pangan lokal
Dari tiga ribu benih ikan lele yang mereka budidayakan, kelompok itu memanen sekitar tiga kuintal dengan total biaya pemeliharaan sekitar satu juta rupiah.
Ia menyebut harga penjualan ke pasar atau konsumen di daerah itu Rp20.000 per kilogram.
"Harganya ikut pasaran walaupun lebih murah di kita, hanya Rp20 ribu per kilogram. Nanti 2,7 kuintal dijual dan sisanya dibagikan ke kepala keluarga di RT01/RW07 Potrobangsan secara gratis," kata dia.
Kelompok Wanita Tani sebagai media pembelajaran anggotanya agar mampu mengembangkan usaha di pekarangan masing-masing.
Ia mengakui pengembangan usaha kelompok itu membutuhkan semangat kerja keras dan ulet anggota bersama para pengurusnya.
Kelompok itu juga mempunyai dua demplot lain untuk usaha peternakan dan pertanian.
Ketua Demplot KWT Manunggal, Hidayati, mengatakan anggota kelompok secara bersama-sama membuktikan keberhasilan demplot lele, di mana lahan yang relatif terbatas, tidak menghalangi mereka dalam pengembangan usaha budi daya itu.
"Kolamnya nggak perlu luas-luas. Yang penting rajin dikuras, dua bulan ikan lele siap panen untuk memenuhi gizi keluarga, atau lebih luas lagi menjadi lapangan usaha yang dapat menambah penghasilan keluarga," katanya.
Ia menyebut usaha perikanan oleh kelompok itu juga sebagai dukungan terhadap Pemerintah Kota Magelang dalam mengampanyekan Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) karena kandungan omega 3 dalam ikan, cocok untuk mencerdaskan otak, terutama kalangan anak.
"Secara tidak langsung kami mendukung Program Gemarikan yang digaungkan Pemkot Magelang yang tujuan utamanya membuat anak-anak kita semakin cerdas," kata dia.
Ketua RW07 Kelurahan Potrobangsan, Sugeng, mengapresiasi semangat dan gagasan para ibu rumah tangga di daerah itu yang tergabung dalam KWT Manunggal.
"Mereka sangat antusias melakukan kegiatan bercocok tanam dan berternak ikan. Hasil tiga kuintal ini adalah panen pertama, kemudian 35 rumah juga sudah mendapatkan masing-masing satu kilogram lele, sekaligus kita mendukung Program Gemarikan dan peningkatan gizi masyarakat," katanya. (hms)
Baca juga: 24 kelompok tani di Temanggung menjadi penangkar bawang putih