Magelang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang mendorong para perempuan yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) membudidayakan sumber pangan lokal untuk menyukseskan program diversifikasi pangan.
"KWT didorong untuk membudidayakan tanaman sumber pangan lokal, seperti singkong, jagung, midro, uwi, dan talas. Selanjutnya bahan tersebut diolah menjadi makanan dengan tampilan menarik dan bergizi tinggi," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Disperpa Kota Magelang Taat Suciati di Magelang, Kamis.
Hingga saat ini, jumlah KWT di "Kota Sejuta Bunga" itu mencapi 17 kelompok.
Ia menjelaskan tentang upaya meningkatkan angka pola pangan harapan dan pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman.
Selain itu, tentang pentingnya diversifikasi pangan agar masyarakat tidak tergantung hanya kepada konsumsi beras.
Saat ini, Pemkot Magelang sedang menyusun peraturan wali kota tentang pengembangan pangan lokal sebagai payung hukum Disperpa dalam kegiatan berkaitan dengan pangan lokal.
"Setelah adanya perwal (peraturan wali kota), kami akan melakukan sosialisasi kepada pengusaha katering agar mengolah pangan lokal, termasuk untuk jamuan rapat kedinasan," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Upaya memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat pada masa mendatang, katanya, sebagai kebutuhan penting, salah satunya melalui pembinaan dan pendampingan terhadap KWT berupa kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut meningkatkan peran masyarakat, khususnya kaum perempuan, dalam menggeluti dunia pertanian perkotaan sekaligus menjawab permasalahan krisis ruang terbuka hijau.
Melalui KRPL, katanya, masyarakat didorong memanfaatkan pekarangan lahan sempit di lingkungan masing-masing, misalnya dengan budi daya tanaman sayuran, peternakan, dan perikanan.
"Selain berkontribusi meningkatkan ruang terbuka hijau, KRPL masyarakat juga berkontribusi terhadap produksi sayuran, ternak dan ikan, serta mengurangi pengeluaran belanja keluarga,” ujarnya.
Kepala Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan Disperpa Kota Magelang M. Makfud menambahkan pemerintah juga menyalurkan bantuan untuk memperkuat sektor pangan kepada kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah itu.
Belum lama ini, Kelompok Tani Ngudi Makmur I Kelurahan Kramat Selatan dan Kelompok Tani Marsudikismo Kelurahan Cacaban memperoleh bantuan, masing-masing gabah 2,5 ton untuk kegiatan layanan tunda jual.
Selain itu, Gapoktan Sri Rejeki Kelurahan Magelang dalam tahap pengusulan memperoleh bantuan alsintan kegiatan "off-farm" senilai Rp100 juta dan dana operasional Rp60 juta melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat.
"Targetnya gapoktan dapat menyuplai beras kemasan masing-masing lima kilogram sejumlah 50 ton setahun ke Toko Tani Indonesia di Kota Magelang dengan harga yang terjangkau masyarakat," katanya. (hms)
"KWT didorong untuk membudidayakan tanaman sumber pangan lokal, seperti singkong, jagung, midro, uwi, dan talas. Selanjutnya bahan tersebut diolah menjadi makanan dengan tampilan menarik dan bergizi tinggi," kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan Disperpa Kota Magelang Taat Suciati di Magelang, Kamis.
Hingga saat ini, jumlah KWT di "Kota Sejuta Bunga" itu mencapi 17 kelompok.
Ia menjelaskan tentang upaya meningkatkan angka pola pangan harapan dan pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman.
Selain itu, tentang pentingnya diversifikasi pangan agar masyarakat tidak tergantung hanya kepada konsumsi beras.
Saat ini, Pemkot Magelang sedang menyusun peraturan wali kota tentang pengembangan pangan lokal sebagai payung hukum Disperpa dalam kegiatan berkaitan dengan pangan lokal.
"Setelah adanya perwal (peraturan wali kota), kami akan melakukan sosialisasi kepada pengusaha katering agar mengolah pangan lokal, termasuk untuk jamuan rapat kedinasan," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Upaya memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat pada masa mendatang, katanya, sebagai kebutuhan penting, salah satunya melalui pembinaan dan pendampingan terhadap KWT berupa kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut meningkatkan peran masyarakat, khususnya kaum perempuan, dalam menggeluti dunia pertanian perkotaan sekaligus menjawab permasalahan krisis ruang terbuka hijau.
Melalui KRPL, katanya, masyarakat didorong memanfaatkan pekarangan lahan sempit di lingkungan masing-masing, misalnya dengan budi daya tanaman sayuran, peternakan, dan perikanan.
"Selain berkontribusi meningkatkan ruang terbuka hijau, KRPL masyarakat juga berkontribusi terhadap produksi sayuran, ternak dan ikan, serta mengurangi pengeluaran belanja keluarga,” ujarnya.
Kepala Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan Disperpa Kota Magelang M. Makfud menambahkan pemerintah juga menyalurkan bantuan untuk memperkuat sektor pangan kepada kelompok tani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di daerah itu.
Belum lama ini, Kelompok Tani Ngudi Makmur I Kelurahan Kramat Selatan dan Kelompok Tani Marsudikismo Kelurahan Cacaban memperoleh bantuan, masing-masing gabah 2,5 ton untuk kegiatan layanan tunda jual.
Selain itu, Gapoktan Sri Rejeki Kelurahan Magelang dalam tahap pengusulan memperoleh bantuan alsintan kegiatan "off-farm" senilai Rp100 juta dan dana operasional Rp60 juta melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat.
"Targetnya gapoktan dapat menyuplai beras kemasan masing-masing lima kilogram sejumlah 50 ton setahun ke Toko Tani Indonesia di Kota Magelang dengan harga yang terjangkau masyarakat," katanya. (hms)