Magelang (ANTARA) - Puluhan aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah mendapatkan teguran karena mengenakan seragam yang tidak lengkap saat mengikuti upacara Hari Sumpah Pemuda 2019 di kota itu, Senin.
Pada upacara yang berlangsung di halaman Kantor Pemkot Magelang di Jalan Jenderal Sarwo Edi Wibowo Kota Magelang dengan inspektur Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito itu, mereka yang tidak lengkap seragamnya membentuk baris tersendiri yang terpisah dari peserta lainnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengumpulkan mereka setelah upacara untuk memberikan pembinaan. Umumnya mereka tidak mengenakan penutup kepala berupa peci ("mutz") sebagai pelengkap seragam ASN model khaki.
Baca juga: Pemkot Magelang luncurkan DataGo V.2
Baca juga: Pemkot Magelang serahkan apresiasi kepada santri teladan
"Mereka tidak mengenakan kelengkapan, berupa topi 'mutz', padahal pemberitahuan sebelumnya sudah disebar ke seluruh pegawai," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menyebut mereka mendapatkan teguran keras karena dinilai tidak disiplin dalam menempatkan diri sebagai pegawai, terlebih untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda. Topi berbentuk peci yang biasa disebut "mutz" sebagai kelengkapan seragam khaki yang wajib dipakai ASN saat upacara peringatan hari besar nasional.
Joko menyatakan kesediaan membelikan "mutz" untuk pegawai yang tidak mampu membelinya.
"Ini agar semua sama atau seragam. Kalau tidak mampu beli, saya belikan," kata dia.
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 tingkat Kota Magelang dipusatkan di halaman depan Kantor Pemkot Magelang dengan peserta, antara lain seluruh pegawai, forum pimpinan daerah (forpimda), dan perwakilan pelajar se-Kota Magelang.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam amanatnya menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda pada 91 tahun silam merupakan ikrar yang sarat dengan idealisme, semangat nasionalisme, dan patriotisme.
Hal itu, katanya, suatu janji kesatuan yang mampu menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia sehingga menjadi tonggak sejarah kebangkitan pemuda dalam memperjuangkan cita-cita Indonesia.
"Saya ingin semangat Sumpah Pemuda tetap membara dalam sanubari kita semua, khususnya para pemuda. Bukan lagi merebut kemerdekaan, melainkan untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif," katanya. (hms)
Baca juga: Pemkot Magelang terapkan model pembangunan partisipatif
Baca juga: Pemkot Magelang ingatkan admin pengaduan masyarakat peka perkembangan medsos
Pada upacara yang berlangsung di halaman Kantor Pemkot Magelang di Jalan Jenderal Sarwo Edi Wibowo Kota Magelang dengan inspektur Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito itu, mereka yang tidak lengkap seragamnya membentuk baris tersendiri yang terpisah dari peserta lainnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengumpulkan mereka setelah upacara untuk memberikan pembinaan. Umumnya mereka tidak mengenakan penutup kepala berupa peci ("mutz") sebagai pelengkap seragam ASN model khaki.
Baca juga: Pemkot Magelang luncurkan DataGo V.2
Baca juga: Pemkot Magelang serahkan apresiasi kepada santri teladan
"Mereka tidak mengenakan kelengkapan, berupa topi 'mutz', padahal pemberitahuan sebelumnya sudah disebar ke seluruh pegawai," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menyebut mereka mendapatkan teguran keras karena dinilai tidak disiplin dalam menempatkan diri sebagai pegawai, terlebih untuk mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda. Topi berbentuk peci yang biasa disebut "mutz" sebagai kelengkapan seragam khaki yang wajib dipakai ASN saat upacara peringatan hari besar nasional.
Joko menyatakan kesediaan membelikan "mutz" untuk pegawai yang tidak mampu membelinya.
"Ini agar semua sama atau seragam. Kalau tidak mampu beli, saya belikan," kata dia.
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019 tingkat Kota Magelang dipusatkan di halaman depan Kantor Pemkot Magelang dengan peserta, antara lain seluruh pegawai, forum pimpinan daerah (forpimda), dan perwakilan pelajar se-Kota Magelang.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam amanatnya menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda pada 91 tahun silam merupakan ikrar yang sarat dengan idealisme, semangat nasionalisme, dan patriotisme.
Hal itu, katanya, suatu janji kesatuan yang mampu menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia sehingga menjadi tonggak sejarah kebangkitan pemuda dalam memperjuangkan cita-cita Indonesia.
"Saya ingin semangat Sumpah Pemuda tetap membara dalam sanubari kita semua, khususnya para pemuda. Bukan lagi merebut kemerdekaan, melainkan untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif," katanya. (hms)
Baca juga: Pemkot Magelang terapkan model pembangunan partisipatif
Baca juga: Pemkot Magelang ingatkan admin pengaduan masyarakat peka perkembangan medsos