Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang menyerahkan tanda apresiasi kepada sejumlah santri teladan bertepatan dengan peringatan Hari Santi Nasional 2019 di daerah itu, Selasa.
"Mereka ini sebagai contoh anak-anak yang berani menjadi santri sejak usia dini," ujar Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam kegiatan di halaman MAN Kota Magelang di Payaman di Magelang, Selasa itu.
Sebanyak empat santri menerima tanda apresiasi dari Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito. Mereka, yakni dua santri termuda M. Miftahil Babil Yasar (6), asal Kota Magelang dan Ashya Zulfaa (9), asal Kota Bekasi. Keduanya menjadi santri di Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang.
Selain itu, santri tertua, yakni Barkah (80), asal Kampung Tulung, Kelurahan Magelang dan Siti Jamhanah (93), asal Kampung Ringinanom, Kelurahan Kramat Selatan. Mereka belajar agama di Majlis Taklim Zahrotun Nisa' Kelurahan Cacaban.
"Dua ibu ini contoh orang-orang yang telah lanjut usia tetapi tetap gigih mengaji, rutin hadir dua kali sepekan belajar ngaji di Majlis Taklim Zahrotun Nisa'," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Sigit yang bertindak sebagai inspektur upacara Hari Santri Nasional 2019 di Kota Magelang itu, mengatakan bahwa peringatan HSN sejalan dengan visi Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas, berlandaskan masyarakat sejahtera dan religius.
"Secara eksplisit, seluruh elemen masyarakat bersatu, bersinergi, dan bekerja sama di dalam mewujudkan visi Kota Magelang," katanya.
Tema HSN 2019, "Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia", kata dia, sebagai relevan karena semangat dan cita-cita luhur santri yang penuh dedikasi tinggi, mampu menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara, serta perdamaian dunia, harus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.
Barkah (80), salah satu santri tertua yang menerima apresiasi itu, mengaku senang menerima bingkisan apresiasi dari orang nomor satu di Kota Magelang tersebut.
"Senang sekali, alhamdulillah. Tidak menyangka dapat hadiah. Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan sehingga masih bisa ngaji rutin," katanya.
Ketua Panitia HSN 2019 Kota Magelang Abdurrosyid menyebutkan upacara peringatan HSN 2019 tingkat Kota Magelang diikuti sekitar 1.000 santri perwakilan dari delapan lembaga dan Badan Koordinasi (Badko) TPQ se-Kota Magelang.
Tahun ini, panita memberikan penghargaan santri uswatun hasanah (teladan) sebagai bentuk apresiasi atas semangat santri termuda dan tertua dalam menuntut ilmu agama. Apresiasi itu, berupa peralatan shalat.
"Ke depan penghargaan akan disesuaikan dengan bidang atau aspek tertentu. Kalau sekarang masih bersifat umum," kata Rosyid yang juga Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Magelang itu. (hms).
"Mereka ini sebagai contoh anak-anak yang berani menjadi santri sejak usia dini," ujar Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam kegiatan di halaman MAN Kota Magelang di Payaman di Magelang, Selasa itu.
Sebanyak empat santri menerima tanda apresiasi dari Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito. Mereka, yakni dua santri termuda M. Miftahil Babil Yasar (6), asal Kota Magelang dan Ashya Zulfaa (9), asal Kota Bekasi. Keduanya menjadi santri di Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang.
Selain itu, santri tertua, yakni Barkah (80), asal Kampung Tulung, Kelurahan Magelang dan Siti Jamhanah (93), asal Kampung Ringinanom, Kelurahan Kramat Selatan. Mereka belajar agama di Majlis Taklim Zahrotun Nisa' Kelurahan Cacaban.
"Dua ibu ini contoh orang-orang yang telah lanjut usia tetapi tetap gigih mengaji, rutin hadir dua kali sepekan belajar ngaji di Majlis Taklim Zahrotun Nisa'," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Sigit yang bertindak sebagai inspektur upacara Hari Santri Nasional 2019 di Kota Magelang itu, mengatakan bahwa peringatan HSN sejalan dengan visi Kota Magelang sebagai kota jasa yang modern dan cerdas, berlandaskan masyarakat sejahtera dan religius.
"Secara eksplisit, seluruh elemen masyarakat bersatu, bersinergi, dan bekerja sama di dalam mewujudkan visi Kota Magelang," katanya.
Tema HSN 2019, "Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia", kata dia, sebagai relevan karena semangat dan cita-cita luhur santri yang penuh dedikasi tinggi, mampu menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara, serta perdamaian dunia, harus dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.
Barkah (80), salah satu santri tertua yang menerima apresiasi itu, mengaku senang menerima bingkisan apresiasi dari orang nomor satu di Kota Magelang tersebut.
"Senang sekali, alhamdulillah. Tidak menyangka dapat hadiah. Alhamdulillah saya masih diberi kesehatan sehingga masih bisa ngaji rutin," katanya.
Ketua Panitia HSN 2019 Kota Magelang Abdurrosyid menyebutkan upacara peringatan HSN 2019 tingkat Kota Magelang diikuti sekitar 1.000 santri perwakilan dari delapan lembaga dan Badan Koordinasi (Badko) TPQ se-Kota Magelang.
Tahun ini, panita memberikan penghargaan santri uswatun hasanah (teladan) sebagai bentuk apresiasi atas semangat santri termuda dan tertua dalam menuntut ilmu agama. Apresiasi itu, berupa peralatan shalat.
"Ke depan penghargaan akan disesuaikan dengan bidang atau aspek tertentu. Kalau sekarang masih bersifat umum," kata Rosyid yang juga Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Magelang itu. (hms).