Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr. Jebul Suroso menilai sosok Nadiem Makarim merupakan seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) milenial sehingga menjadi momentum yang baik bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan akademik yang modern dan unggul.
"Kabinet Indonesia Maju telah dilantik kemarin, pandangan para insan pendidikan tertuju kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (saat sekarang akan menaungi perguruan tinggi yang sebelumnya di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, red.) Nadiem Makarim, tokoh muda yang sukses lewat perusahaan Gojek. Menteri baru yang tentunya akan membawa warna beda dalam menggerakkan kementeriannya dengan gaya muda dan berorientasi pada inovasi teknologi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis petang.
Ia mengatakan arah pemikiran pengambil kebijakan perlu ditakar, sehingga pengelola perguruan tinggi bisa menyiapkan langkah strategis untuk bisa bersinergi dan melakukan akselerasi.
Menurut dia, beberapa kemungkinan arah pemikiran Mendikbud Nadiem Makarim di antaranya kesesuaian dan koneksi yang kuat perguruan tinggi dengan dunia industri.
"Hal ini sangat mungkin terjadi, karena basis beliau adalah pengusaha, yang pastinya sangat paham kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia) di dunia industri, sehingga perguruan tinggi perlu melakukan langkah strategis," kata Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Bidang Akademik dan Kerjasama itu.
Baca juga: Nadiem Makarim diharapkan bawa gebrakan baru sektor pendidikan
Menurut dia, langkah strategis yang perlu dilakukan oleh perguruan tinggi di antaranya penentuan profil lulusan bersama dengan dunia industri, penerapan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) secara konsisten, serta kerja sama riil dengan dunia industri sejak persiapan, proses pembelajaran, dan penyerapan lulusan, termasuk potensi pembukaan serta penguatan program studi yang kental dengan nuansa teknologi dan yang menjadi kebutuhan industri.
Jebul mengatakan kemungkinan arah pemikiran Mendikbud lainnya adalah pemanfaatan teknologi berbasis teknologi informatika (TI) dalam pengelolaan perguruan tinggi.
"Penerapan TI pada manajemen pendidikan tinggi sudah lama dilakukan. Era sekarang akan makin kuat perannya, sehingga kita perlu melakukan akselerasi pemanfaatan TI dengan inovasi-inovasi yang berdampak pada efektivitas dan efisiensi pengelolaan perguruan tinggi," katanya.
Menurut dia, perguruan tinggi juga perlu merancang ulang anggaran pengembangan TI dengan tidak terlalu berfokus pada penambahan gedung kuliah yang berlebihan. "Hal kecil namun bermakna adalah digitalisasi dokumen, arsip, dan semua aktivitas akademik perguruan tinggi," tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan multimedia dan multimetode dalam pembelajaran kemungkinan juga menjadi arah pemikiran Mendikbud Nadiem Makarim.
Menurut dia, hal itu akan sangat mungkin terjadi karena Mendikbud pasti melihat bahwa pendidikan saat ini berorientasi pada kaum muda yang suka akan media dan metode yang beragam.
Dengan demikian, kata dia, perguruan tinggi termasuk dosen perlu merancang dan menerapkan hal baru dalam proses pembelajaran. "Termasuk di dalamnya adalah model pembelajaran yang tidak terikat waktu dan tempat, e learning, dan pendidikan jarak jauh," katanya.
Ia mengatakan sertifikasi profesi yang menjadi penguat daya saing sumber daya manusia kemungkinan juga menjadi bagian dari arah pemikiran Mendikbud yang sangat paham internasionalisasi termasuk di dalamnya adalah kebutuhan pasar global akan tenaga kerja.
Ketika jaminan kompetensi bukan hanya sebatas ijazah perguruan tinggi, kata dia, sertifikat kompetensi akan menjadi perhatian juga dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
"Demikian pula dengan internasionalisasi pada dunia pendidikan, kemungkinan juga menjadi arah pemikiran Mendikbud karena internasionalisasi merupakan proses aktif perguruan tinggi untuk bisa tetap bertahan dan sukses di era globalisasi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perguruan tinggi perlu menjaga reputasi maupun rekognisi melalui akreditasi dan eksistensi di dunia internasional serta pemeringkatan perguruan tinggi di level internasional mungkin akan makin dikuatkan.
Selain itu, SDM dosen akan digiring ke arah persaingan global dan diharapkan ada fasilitasi pengembangan SDM yang kuat serta karya produk inovatif akan menjadi ukuran kinerja dosen dan perguruan tinggi karena dunia sedang berorientasi pada pencapaian indikator kinerja. "Semoga optimisme kita membawa semangat mengembangkan akademik di UMP," kata Jebul.
Baca juga: Jadi menteri, Nadiem mundur dari Gojek
"Kabinet Indonesia Maju telah dilantik kemarin, pandangan para insan pendidikan tertuju kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (saat sekarang akan menaungi perguruan tinggi yang sebelumnya di bawah Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, red.) Nadiem Makarim, tokoh muda yang sukses lewat perusahaan Gojek. Menteri baru yang tentunya akan membawa warna beda dalam menggerakkan kementeriannya dengan gaya muda dan berorientasi pada inovasi teknologi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis petang.
Ia mengatakan arah pemikiran pengambil kebijakan perlu ditakar, sehingga pengelola perguruan tinggi bisa menyiapkan langkah strategis untuk bisa bersinergi dan melakukan akselerasi.
Menurut dia, beberapa kemungkinan arah pemikiran Mendikbud Nadiem Makarim di antaranya kesesuaian dan koneksi yang kuat perguruan tinggi dengan dunia industri.
"Hal ini sangat mungkin terjadi, karena basis beliau adalah pengusaha, yang pastinya sangat paham kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia) di dunia industri, sehingga perguruan tinggi perlu melakukan langkah strategis," kata Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Bidang Akademik dan Kerjasama itu.
Baca juga: Nadiem Makarim diharapkan bawa gebrakan baru sektor pendidikan
Menurut dia, langkah strategis yang perlu dilakukan oleh perguruan tinggi di antaranya penentuan profil lulusan bersama dengan dunia industri, penerapan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) secara konsisten, serta kerja sama riil dengan dunia industri sejak persiapan, proses pembelajaran, dan penyerapan lulusan, termasuk potensi pembukaan serta penguatan program studi yang kental dengan nuansa teknologi dan yang menjadi kebutuhan industri.
Jebul mengatakan kemungkinan arah pemikiran Mendikbud lainnya adalah pemanfaatan teknologi berbasis teknologi informatika (TI) dalam pengelolaan perguruan tinggi.
"Penerapan TI pada manajemen pendidikan tinggi sudah lama dilakukan. Era sekarang akan makin kuat perannya, sehingga kita perlu melakukan akselerasi pemanfaatan TI dengan inovasi-inovasi yang berdampak pada efektivitas dan efisiensi pengelolaan perguruan tinggi," katanya.
Menurut dia, perguruan tinggi juga perlu merancang ulang anggaran pengembangan TI dengan tidak terlalu berfokus pada penambahan gedung kuliah yang berlebihan. "Hal kecil namun bermakna adalah digitalisasi dokumen, arsip, dan semua aktivitas akademik perguruan tinggi," tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan multimedia dan multimetode dalam pembelajaran kemungkinan juga menjadi arah pemikiran Mendikbud Nadiem Makarim.
Menurut dia, hal itu akan sangat mungkin terjadi karena Mendikbud pasti melihat bahwa pendidikan saat ini berorientasi pada kaum muda yang suka akan media dan metode yang beragam.
Dengan demikian, kata dia, perguruan tinggi termasuk dosen perlu merancang dan menerapkan hal baru dalam proses pembelajaran. "Termasuk di dalamnya adalah model pembelajaran yang tidak terikat waktu dan tempat, e learning, dan pendidikan jarak jauh," katanya.
Ia mengatakan sertifikasi profesi yang menjadi penguat daya saing sumber daya manusia kemungkinan juga menjadi bagian dari arah pemikiran Mendikbud yang sangat paham internasionalisasi termasuk di dalamnya adalah kebutuhan pasar global akan tenaga kerja.
Ketika jaminan kompetensi bukan hanya sebatas ijazah perguruan tinggi, kata dia, sertifikat kompetensi akan menjadi perhatian juga dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
"Demikian pula dengan internasionalisasi pada dunia pendidikan, kemungkinan juga menjadi arah pemikiran Mendikbud karena internasionalisasi merupakan proses aktif perguruan tinggi untuk bisa tetap bertahan dan sukses di era globalisasi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perguruan tinggi perlu menjaga reputasi maupun rekognisi melalui akreditasi dan eksistensi di dunia internasional serta pemeringkatan perguruan tinggi di level internasional mungkin akan makin dikuatkan.
Selain itu, SDM dosen akan digiring ke arah persaingan global dan diharapkan ada fasilitasi pengembangan SDM yang kuat serta karya produk inovatif akan menjadi ukuran kinerja dosen dan perguruan tinggi karena dunia sedang berorientasi pada pencapaian indikator kinerja. "Semoga optimisme kita membawa semangat mengembangkan akademik di UMP," kata Jebul.
Baca juga: Jadi menteri, Nadiem mundur dari Gojek