Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mempertimbangkan keinginan Perum Bulog Sub Divre Pati untuk ikut menjadi pemasok beras di sejumlah warung elektronik (e-warung) sebagai tempat transaksi penerima bantuan pangan non tunai (BPNT).
"Sejauh ini, e-warung yang ada di Kabupaten Kudus memang bebas membeli beras dari manapun untuk melayani pembelian pangan oleh masyarakat kurang mampu pemilik kartu keluarga sejahtera (KKS), khususnya komoditas beras," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo ketika ditemui usai menerima kunjungan Perum Bulog Subdivre II Pati di Pendopo Peringgitan Kudus, Selasa.
Ia mengakui belum ada aturan yang mewajibkan pemilik e-warung untuk membeli beras ke Bulog, meskipun baru-baru ini ada surat edaran dari Kementerian Sosial terkait pelibatan Perum Bulog dalam menyediakan beras untuk program BPNT.
Baca juga: Akan ada penambahan penyaluran BPNT di Solo
Sementara itu dari kementerian lain, kata dia, juga belum ada surat edaran serupa sehingga Pemkab Kudus juga belum berani memberikan surat edaran kepada pemilik e-warung untuk membeli beras dari Perum Bulog.
"Memang masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa kualitas beras di pasaran jauh lebih bagus dan harganya juga lebih kompetitif," ujarnya.
Menyikapi permintaan Perum Bulog Subdivre II Pati tersebut, dia mempersilakan Perum Bulog untuk menyiapkan beras dengan kualitas yang setidaknya sama dengan beras yang diperoleh pemilik e-warung di Kudus.
Jika memungkinkan, kata dia, harganya juga lebih murah dibandingkan harga yang mereka peroleh.
Sebagai tahap uji coba, katanya, bisa dipilih beberapa e-warung, sekaligus untuk melihat respons masyarakat terkait kualitas beras dari Perum Bulog tersebut.
Ia optimistis, ketika hal tersebut bisa dipenuhi, masing-masing pemilik e-warung tentunya bisa menerima pasokan beras dari Bulog.
Baca juga: Buwas beberkan modus kejahatan penyalur BPNT
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim menambahkan jumlah e-warung di Kabupaten Kudus sebanyak 141 warung elektronik yang tersebar di desa-desa.
Dari sembilan kecamatan, warung elektronik terbanyak terdapat di Kecamatan Dawe sebanyak 27 warung, disusul Kecamatan Kaliwungu sebanyak 20 warung, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bae sebanyak tujuh warung.
Keberadaan e-warung tersebut, untuk melayani pembelian pangan oleh masyarakat kurang mampu pemilik KKS yang berjumlah 18.705 penerima, mulai dari beras hingga telur.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Sugeng Purwanto mengakui pihaknya siap bekerja sama dengan Pemkab Kudus.
Ia menjelaskan kepada Plt Bupati Kudus tentang pokok permasalahan yang dihadapinya, yakni persoalan distribusi beras untuk masyarakat kurang mampu.
"Kualitas beras dari Bulog juga sangat baik dan segar," ujarnya.
Ia mencatat ada sebanyak 18.000 ton beras yang belum terdistribusikan.
"Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena beras yang kami miliki berkualitas baik," ujarnya.
Baca juga: Bulog siap salurkan beras untuk BPNT
"Sejauh ini, e-warung yang ada di Kabupaten Kudus memang bebas membeli beras dari manapun untuk melayani pembelian pangan oleh masyarakat kurang mampu pemilik kartu keluarga sejahtera (KKS), khususnya komoditas beras," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo ketika ditemui usai menerima kunjungan Perum Bulog Subdivre II Pati di Pendopo Peringgitan Kudus, Selasa.
Ia mengakui belum ada aturan yang mewajibkan pemilik e-warung untuk membeli beras ke Bulog, meskipun baru-baru ini ada surat edaran dari Kementerian Sosial terkait pelibatan Perum Bulog dalam menyediakan beras untuk program BPNT.
Baca juga: Akan ada penambahan penyaluran BPNT di Solo
Sementara itu dari kementerian lain, kata dia, juga belum ada surat edaran serupa sehingga Pemkab Kudus juga belum berani memberikan surat edaran kepada pemilik e-warung untuk membeli beras dari Perum Bulog.
"Memang masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa kualitas beras di pasaran jauh lebih bagus dan harganya juga lebih kompetitif," ujarnya.
Menyikapi permintaan Perum Bulog Subdivre II Pati tersebut, dia mempersilakan Perum Bulog untuk menyiapkan beras dengan kualitas yang setidaknya sama dengan beras yang diperoleh pemilik e-warung di Kudus.
Jika memungkinkan, kata dia, harganya juga lebih murah dibandingkan harga yang mereka peroleh.
Sebagai tahap uji coba, katanya, bisa dipilih beberapa e-warung, sekaligus untuk melihat respons masyarakat terkait kualitas beras dari Perum Bulog tersebut.
Ia optimistis, ketika hal tersebut bisa dipenuhi, masing-masing pemilik e-warung tentunya bisa menerima pasokan beras dari Bulog.
Baca juga: Buwas beberkan modus kejahatan penyalur BPNT
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Ludful Hakim menambahkan jumlah e-warung di Kabupaten Kudus sebanyak 141 warung elektronik yang tersebar di desa-desa.
Dari sembilan kecamatan, warung elektronik terbanyak terdapat di Kecamatan Dawe sebanyak 27 warung, disusul Kecamatan Kaliwungu sebanyak 20 warung, sedangkan paling sedikit di Kecamatan Bae sebanyak tujuh warung.
Keberadaan e-warung tersebut, untuk melayani pembelian pangan oleh masyarakat kurang mampu pemilik KKS yang berjumlah 18.705 penerima, mulai dari beras hingga telur.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati Sugeng Purwanto mengakui pihaknya siap bekerja sama dengan Pemkab Kudus.
Ia menjelaskan kepada Plt Bupati Kudus tentang pokok permasalahan yang dihadapinya, yakni persoalan distribusi beras untuk masyarakat kurang mampu.
"Kualitas beras dari Bulog juga sangat baik dan segar," ujarnya.
Ia mencatat ada sebanyak 18.000 ton beras yang belum terdistribusikan.
"Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena beras yang kami miliki berkualitas baik," ujarnya.
Baca juga: Bulog siap salurkan beras untuk BPNT