Semarang (ANTARA) - Kepala daerah di 35 kabupaten/kota didorong untuk segera menyelesaikan penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk memicu pertumbuhan investasi di Provinsi Jawa Tengah.
"Dengan belum diselesaikannya Perda RTRW, menjadikan investor menunda investasinya di Jateng," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan bahwa perda saja tidak cukup untuk menarik minat investor berinvestasi, melainkan juga perlu dukungan dari berbagai kalangan, baik eksekutif maupun legislatif.
Baca juga: Tak sesuai RTRW, Jateng tolak investasi senilai Rp35 triliun
"Perda saja tidak cukup karena effort politiknya harus bicara eksekutif dan legislatif yang pada akhirnya ke BPN. Belum lagi soal pajak, perizinan, nilai komoditas, tenaga kerja. Nah soal ketersediaan lahan yang menjadi faktor utama, kalau memang ada kendala, Pemprov siap membantu, bilang saja ke kami. Kabupaten Batang kemarin kita bantu sampai pusat, cepat kok," ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga mengingatkan kepada para pimpinan daerah untuk melakukan sosialisasi dan mengajak dialog masyarakat yang akan terdampak dengan memberikan penjelasan mengenai arah pembangunan daerah dan fungsinya.
Hal itu, lanjut Ganjar, bertujuan agar daya dukung lingkungan dan keseimbangan akan terjaga serta terwujud.
Baca juga: Penanaman modal Batang masih terganjal Perda RTRW
"Investor dalam negeri tetap kita nomorsatukan dulu baru kemudian yang dari luar negeri. Ceritakan kondisi Jateng hari ini kepada calon investor. Bagaimana konteks ekonomi makronya, tren pertumbuhan, sektor yang diminati, potensi yang dimiliki apa, analisis nasionalnya," katanya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menerima Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng Ratna Kawuri terkait dengan akan digelarnya Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Central Java Business Expo (CJBF) 2019 ke-15 pada 5 November 2019 di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara Jakarta yang dihadiri para calon investor dari dalam dan luar negeri.
Dalam paparannya terkait dengan persiapan CJIBF dan CJBF 2019, Ratna Kawuri menjelaskan jika selama ini investasi terbesar di Jateng meliputi sektor padat modal, gas, listrik, air disusul makanan.
"Hasil evaluasi 2018, minat investasi di Jateng cukup besar, tapi masih terbentur dengan RTRW di kabupaten/kota," ujarnya.
Baca juga: Tambah lahan investasi, Pemkab Kudus ajukan perubahan RTRW
"Dengan belum diselesaikannya Perda RTRW, menjadikan investor menunda investasinya di Jateng," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan bahwa perda saja tidak cukup untuk menarik minat investor berinvestasi, melainkan juga perlu dukungan dari berbagai kalangan, baik eksekutif maupun legislatif.
Baca juga: Tak sesuai RTRW, Jateng tolak investasi senilai Rp35 triliun
"Perda saja tidak cukup karena effort politiknya harus bicara eksekutif dan legislatif yang pada akhirnya ke BPN. Belum lagi soal pajak, perizinan, nilai komoditas, tenaga kerja. Nah soal ketersediaan lahan yang menjadi faktor utama, kalau memang ada kendala, Pemprov siap membantu, bilang saja ke kami. Kabupaten Batang kemarin kita bantu sampai pusat, cepat kok," ujarnya.
Orang nomor satu di Jateng itu juga mengingatkan kepada para pimpinan daerah untuk melakukan sosialisasi dan mengajak dialog masyarakat yang akan terdampak dengan memberikan penjelasan mengenai arah pembangunan daerah dan fungsinya.
Hal itu, lanjut Ganjar, bertujuan agar daya dukung lingkungan dan keseimbangan akan terjaga serta terwujud.
Baca juga: Penanaman modal Batang masih terganjal Perda RTRW
"Investor dalam negeri tetap kita nomorsatukan dulu baru kemudian yang dari luar negeri. Ceritakan kondisi Jateng hari ini kepada calon investor. Bagaimana konteks ekonomi makronya, tren pertumbuhan, sektor yang diminati, potensi yang dimiliki apa, analisis nasionalnya," katanya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menerima Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng Ratna Kawuri terkait dengan akan digelarnya Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Central Java Business Expo (CJBF) 2019 ke-15 pada 5 November 2019 di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara Jakarta yang dihadiri para calon investor dari dalam dan luar negeri.
Dalam paparannya terkait dengan persiapan CJIBF dan CJBF 2019, Ratna Kawuri menjelaskan jika selama ini investasi terbesar di Jateng meliputi sektor padat modal, gas, listrik, air disusul makanan.
"Hasil evaluasi 2018, minat investasi di Jateng cukup besar, tapi masih terbentur dengan RTRW di kabupaten/kota," ujarnya.
Baca juga: Tambah lahan investasi, Pemkab Kudus ajukan perubahan RTRW