Batang, Jateng (ANTARA) - Retribusi pendapatan asli daerah dari sektor perikanan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, hingga akhir September 2019 baru mencapai Rp2,5 miliar atau 49 persen dari target Rp5,1 miliar.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Batang Teguh Tarmujo di Batang, Rabu, mengatakan bahwa kondisi cuaca buruk di laut sangat mempengaruhi aktivitas para nelayan yang berdampak pada hasil produk ikan yang diperoleh mereka.

"Tiga tahun sebelumnya, retribusi hasil tangkap ikan selalu mencapai target yang telah ditentukan. Akan tetapi, pada tahun ini baru mencapai sekitar Rp2,5 miliar," katanya.

Baca juga: Sektor perikanan sumbang pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pekalongan

Ia mengatakan untuk memenuhi target retribusi dari hasil tangkapan ikan 2019, pihaknya bersama dinas terkait terus gencar melakukan sosialisasi kepada nelayan supaya mereka melakukan transaksi hasil tangkapan di tempat pelelangan ikan (TPI) setempat.

"Selama ini, kita jumlah hasil tangkapan ikan nelayan langsung dijual tanpa melalui TPI sehingga hal itu berpengaruh terhadap retribusi PAD. Oleh karenanya, kami mengimbau para nelayan supaya ikut berperan dalam meningkatkan retribusi hasil tangkapan ikan," katanya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan hasil tangkapan ikan laut memang sedang mengalami fluktuatif karena menyesuaikan, musim dan kondisi cuaca di laut.

"(Retribusi) memang pada tahun ini terlihat menurun karena sudah hampir akhir 2019 hasil retribusi belum optimal atau baru sekitar 48 persen," katanya.

Menurut dia, pihaknya memaklumi adanya penurunan hasil tangkapan ikan karena cuaca di laut sedang tidak menentu sehingga hal itu berimbas pada kehidupan dan nilai retribusi.

"Kalau faktor alam tidak bisa dipungkiri memang sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan nelayan. Akan tetapi, kami optimistis terhadap kebijakan baru, bersama HNSI masih dapat dioptimalkan mencapai target," katanya.

Baca juga: Masyarakat diingatkan pentingnya pengelolaan sumber daya ikan
Baca juga: Lahan budidaya perikanan Pekalongan menyusut 500 hektare

Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024