Kudus (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie patut dijadikan inspirasi dan aspirasi bagi semua orang untuk bisa belajar banyak hal dari almarhum.

"Saya ikut berbelasungkawa dan berdoa semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT," ujarnya di sela-sela kunjungannya di Kudus, Kamis.

Ia mengakui memiliki kenangan khusus ketika menghadap saat menjadi Panglima TNI untuk menyampaikan terkait adanya Peraturan Presiden yang mengatur pengamanan presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Habibie berkontribusi bagi pengembangan Iptek di perguruan tinggi

"Almarhum memahami konteks dunia secara utuh, tidak hanya dari persepektif ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan dari persepektif lebih luas," ujarnya.

Almarhum, ujar Moeldoko juga memberikan banyak memberikan pelajaran kepada dirinya.

"Bagi saya, almarhum bukan hanya milik Indonesia tetapi juga milik dunia. Saya kagumi beliau, tidak hanya pemimpin, tapi juga seorang ilmuwan yang diakui dunia," tambahnya.

Baca juga: Prof. Ravik: Pendidikan vokasi zaman Habibie harus dikembangkan

Berdasarkan pemberitaan, BJ Habibie meninggal akibat gangguan pada jantung pada Rabu sekitar pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Habibie dirawat di RSPAD sejak 1 September 2019 dan ditangani 44 tim dokter dipimpin oleh tim dokter kepresidenan.

Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Selain pernah menjadi presiden, Habibie juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden, dan Menteri Riset dan Teknologi. Habibie juga mempelopori lahirnya industri penerbangan di Tanah Air.
Baca juga: Ganjar terkenang tepukan BJ Habibie di pundaknya
Baca juga: Sosok Habibie perlu jadi contoh bagi mahasiswa
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024