Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan agar Kawasan Kota Lama Semarang bebas dari semua kendaraan bermotor sehingga para pengunjung merasa lebih nyaman.
"Belajar dari Rusia, Kawasan Kota Lama akan lebih cantik ketika semua bebas dari kendaraan, gedung-gedung hidup. Menjadi tempat kreatifitas, 'car free day zone' setiap hari, parkiran disiapkan,polusi dihilangkan," kata Ganjar saat menerima panitia Festival Kota Lama di rumah dinas Gubernur Jateng, Senin.
Ganjar menyebutkan kunjungan kerja ke Rusia beberapa waktu lalu membawa catatan dan harapan untuk mengubah Kawasan Kota Lama Semarang menjadi seperti gambaran denyut keseharian Kota Lama Arbat di Moskow, Rusia.
Dalam kunjungannya tersebut, Ganjar juga mengaku terpukau dengan sungai yang mengelilingi kota tua di Rusia, dimana pada salah satu sudut ada jembatan kecil yang bisa dibuka tutup.
Orang nomor satu di Provinsi Jateng itu membayangkan, Kawasan Kota Lama Semarang benar-benar menjadi "kota lama" yang nyaman dan mengesankan, hanya sepeda "onthel" yang diizinkan menjadi transportasi untuk berlalu lalang dari satu titik ke titik yang lain.
Semua kendaraan bermotor harus parkir di tempat yang khusus disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Baca juga: Agar mendunia, Menpar minta pengelolaan Kota Lama Semarang berstandar internasional
Ganjar pun mengusulkan Jembatan Berok yang berada di Kawasan Kota Lama Semarang bisa dibuka tutup kembali seperti zaman dulu dan Sungai Semarang bisa dilalui perahu-perahu untuk berwisata di wilayah tersebut.
Menurut Ganjar, kunci keberhasilan penataan Kawasan Kota Lama Semarang adalah kesungguhan menjadikannya sebagai kawasan wisata konservasi unggulan dengan segala detil pernak-perniknya atau bisa diorientasikan sebagai ekspresi eksotisitas sejarah yang dikemas secara gaul dan menjadi "jalan seni".
Dari sisi fasilitas dan perawatan, pengunjung Kawasan Kota Lama diajak menjadi nyaman dan menikmati, sedangkan warga Kota Semarang didorong menangguk manfaat kesejahteraan, dan pemerintah kota menyerap maksimal pendapatan asli daerah.
"Festival Kota Lama yang akan berlangsung 12-22 September 2019 saya kira sudah oke, tinggal jalan dan menjadi pemantik Kawasan Kota Lama lebih berkembang, tapi saya minta juga menggandeng 'partner' lokal, termasuk artis lokalnya. Tambah lagi seni digital, video 'mapping', itu akan membuat suasana lebih baru," ujarnya.
Sementara itu, dalam paparannya, Ketua Panitia Festival Kota Lama 2019 Yeru Salimianto didampingi Managing Director FKL Damar Hatmadi menjelaskan bahwa kegiatan yang akan berlangsung di Eks Marabunta, Gedung Marabunta, Taman Kota Lama, Pasar Sentilin, dengan diisi kegiatan pameran, "dance festival", "street art", musik, parade, "workshop", jelajah Kota Lama dengan tema besar Kuno Kini Nanti.(LHP)
Baca juga: Kota Lama Semarang dilengkapi Galeri Industri Kreatif
"Belajar dari Rusia, Kawasan Kota Lama akan lebih cantik ketika semua bebas dari kendaraan, gedung-gedung hidup. Menjadi tempat kreatifitas, 'car free day zone' setiap hari, parkiran disiapkan,polusi dihilangkan," kata Ganjar saat menerima panitia Festival Kota Lama di rumah dinas Gubernur Jateng, Senin.
Ganjar menyebutkan kunjungan kerja ke Rusia beberapa waktu lalu membawa catatan dan harapan untuk mengubah Kawasan Kota Lama Semarang menjadi seperti gambaran denyut keseharian Kota Lama Arbat di Moskow, Rusia.
Dalam kunjungannya tersebut, Ganjar juga mengaku terpukau dengan sungai yang mengelilingi kota tua di Rusia, dimana pada salah satu sudut ada jembatan kecil yang bisa dibuka tutup.
Orang nomor satu di Provinsi Jateng itu membayangkan, Kawasan Kota Lama Semarang benar-benar menjadi "kota lama" yang nyaman dan mengesankan, hanya sepeda "onthel" yang diizinkan menjadi transportasi untuk berlalu lalang dari satu titik ke titik yang lain.
Semua kendaraan bermotor harus parkir di tempat yang khusus disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.
Baca juga: Agar mendunia, Menpar minta pengelolaan Kota Lama Semarang berstandar internasional
Ganjar pun mengusulkan Jembatan Berok yang berada di Kawasan Kota Lama Semarang bisa dibuka tutup kembali seperti zaman dulu dan Sungai Semarang bisa dilalui perahu-perahu untuk berwisata di wilayah tersebut.
Menurut Ganjar, kunci keberhasilan penataan Kawasan Kota Lama Semarang adalah kesungguhan menjadikannya sebagai kawasan wisata konservasi unggulan dengan segala detil pernak-perniknya atau bisa diorientasikan sebagai ekspresi eksotisitas sejarah yang dikemas secara gaul dan menjadi "jalan seni".
Dari sisi fasilitas dan perawatan, pengunjung Kawasan Kota Lama diajak menjadi nyaman dan menikmati, sedangkan warga Kota Semarang didorong menangguk manfaat kesejahteraan, dan pemerintah kota menyerap maksimal pendapatan asli daerah.
"Festival Kota Lama yang akan berlangsung 12-22 September 2019 saya kira sudah oke, tinggal jalan dan menjadi pemantik Kawasan Kota Lama lebih berkembang, tapi saya minta juga menggandeng 'partner' lokal, termasuk artis lokalnya. Tambah lagi seni digital, video 'mapping', itu akan membuat suasana lebih baru," ujarnya.
Sementara itu, dalam paparannya, Ketua Panitia Festival Kota Lama 2019 Yeru Salimianto didampingi Managing Director FKL Damar Hatmadi menjelaskan bahwa kegiatan yang akan berlangsung di Eks Marabunta, Gedung Marabunta, Taman Kota Lama, Pasar Sentilin, dengan diisi kegiatan pameran, "dance festival", "street art", musik, parade, "workshop", jelajah Kota Lama dengan tema besar Kuno Kini Nanti.(LHP)
Baca juga: Kota Lama Semarang dilengkapi Galeri Industri Kreatif