Purwokerto (ANTARA) - Kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tidak terpengaruh peningkatan aktivitas Gunung Slamet, kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Saptono Supriyanto.
"Berdasarkan pantauan kami, Alhamdulillah tingkat kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden masih stabil. Pada hari Minggu (11/8) tercatat mencapai 2.003 pengunjung," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan di Lokawisata Baturraden pada hari Minggu atau hari libur biasa rata-rata berada pada kisaran 2.000 orang per hari, namun saat musim liburan bisa mencapai di atas 3.000 orang per hari.
Ia mengatakan hal itu menunjukkan bahwa wisatawan tidak terpengaruh terhadap peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang saat ini berstatus waspada sehingga mereka tidak khawatir untuk mengunjungi Lokawisata Baturraden.
"Apalagi jarak Lokawisata Baturraden dengan puncak Gunung Slamet cukup jauh, sekitar 12 kilometer, sehingga aman untuk dikunjungi wisatawan," jelasnya.
Lebih lanjut, Saptono mengatakan pihaknya setelah menerima informasi peningkatan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi waspada pada hari Jumat (9/8) langsung merapatkan barisan untuk mengantisipasi berbagai hal yang dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden.
Baca juga: Menikmati keindahan Curug Tirta Sela di Baturraden (VIDEO)
"Begitu ada informasi tersebut, kami segera merapatkan barisan. Teman-teman di UPT (Unit Pelaksana Teknis) Lokawisata Baturraden, kita semangati agar tetap semangat dan menginformasikan kepada pengunjung maupun biro perjalanan bahwa Baturraden tetap aman," katanya.
Sementara saat dihubungi dari Purwokerto, pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi mengatakan berdasarkan hasil pengamatan sejak peningkatan status pada hari Jumat (9/8) hingga hari Senin (12/8), aktivitas Gunung Slamet relatif stabil dalam status waspada.
"Kemudian parameter yang kami amati juga masih stabil. Berdasarkan pengamatan visual yang kami lakukan pada hari Senin (12/8), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terlihat jelas karena cuaca cerah," katanya.
Menurut dia, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari sisi kegempaan, kata dia, teramati adanya gempa embusan sebanyak 244 kali dengan amplitudo 2-20 milimeter dan durasi 15-60 detik.
Selain itu, lanjut dia, tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-3 milimeter (dominan 2 milimeter, red.).
"Kesimpulannya, tingkat aktivitas Gunung Slamet masih Level II atau waspada. Dengan demikian, kami merekomendasikan kepada masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," katanya.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh masyarakat di sekitar lereng Gunung Slamet untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Status Gunung Slamet meningkat, masyarakat diimbau tetap tenang
Baca juga: Museum Lima Gunung koleksi gambus bambu Slamet Gundono
"Berdasarkan pantauan kami, Alhamdulillah tingkat kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden masih stabil. Pada hari Minggu (11/8) tercatat mencapai 2.003 pengunjung," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan di Lokawisata Baturraden pada hari Minggu atau hari libur biasa rata-rata berada pada kisaran 2.000 orang per hari, namun saat musim liburan bisa mencapai di atas 3.000 orang per hari.
Ia mengatakan hal itu menunjukkan bahwa wisatawan tidak terpengaruh terhadap peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang saat ini berstatus waspada sehingga mereka tidak khawatir untuk mengunjungi Lokawisata Baturraden.
"Apalagi jarak Lokawisata Baturraden dengan puncak Gunung Slamet cukup jauh, sekitar 12 kilometer, sehingga aman untuk dikunjungi wisatawan," jelasnya.
Lebih lanjut, Saptono mengatakan pihaknya setelah menerima informasi peningkatan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi waspada pada hari Jumat (9/8) langsung merapatkan barisan untuk mengantisipasi berbagai hal yang dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Lokawisata Baturraden.
Baca juga: Menikmati keindahan Curug Tirta Sela di Baturraden (VIDEO)
"Begitu ada informasi tersebut, kami segera merapatkan barisan. Teman-teman di UPT (Unit Pelaksana Teknis) Lokawisata Baturraden, kita semangati agar tetap semangat dan menginformasikan kepada pengunjung maupun biro perjalanan bahwa Baturraden tetap aman," katanya.
Sementara saat dihubungi dari Purwokerto, pengamat Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi mengatakan berdasarkan hasil pengamatan sejak peningkatan status pada hari Jumat (9/8) hingga hari Senin (12/8), aktivitas Gunung Slamet relatif stabil dalam status waspada.
"Kemudian parameter yang kami amati juga masih stabil. Berdasarkan pengamatan visual yang kami lakukan pada hari Senin (12/8), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet terlihat jelas karena cuaca cerah," katanya.
Menurut dia, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-50 meter di atas puncak kawah.
Sementara dari sisi kegempaan, kata dia, teramati adanya gempa embusan sebanyak 244 kali dengan amplitudo 2-20 milimeter dan durasi 15-60 detik.
Selain itu, lanjut dia, tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0,5-3 milimeter (dominan 2 milimeter, red.).
"Kesimpulannya, tingkat aktivitas Gunung Slamet masih Level II atau waspada. Dengan demikian, kami merekomendasikan kepada masyarakat dan pengunjung atau wisatawan untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," katanya.
Oleh karena itu, dia mengimbau seluruh masyarakat di sekitar lereng Gunung Slamet untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Status Gunung Slamet meningkat, masyarakat diimbau tetap tenang
Baca juga: Museum Lima Gunung koleksi gambus bambu Slamet Gundono