Banyumas (ANTARA) - Perseroan Terbatas Palawi Risorsis --anak perusahaan Perum Perhutani-- menawarkan keindahan Curug Tirta Sela di lereng selatan Gunung Slamet, Wana Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Tirta Sela berasal dari kata tirta yang berarti air dan sela yang berarti batu. Jadi, kita bisa melihat curug atau air terjun ini adalah air yang keluar dari celah bebatuan," kata Direktur Operasional PT Palawi Risorsis Wawan Tri Wibowo di Curug Tirta Sela, Wana Wisata Baturraden, Banyumas, Jumat.

Dalam hal ini, kata dia, air yang keluar melalui celah bebatuan itu diduga berasal dari sungai purba atau aliran sungai yang tertutup lava Gunung Slamet purba.

Ia mengatakan saat kemarau, tinggi air terjun di Curug Tirta Sela sekitar 14-15 meter namun ketika musim hujan bisa mencapai 60 meter karena turun dari puncaknya.

"Curug Tirta Sela ini akan kami jadikan sebagai 'green ecotourism' (kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan, red.). Artinya, wisata terbatas di mana kapasitas wisatawan yang boleh mengunjungi objek wisata ini dibatasi maksimal 100 orang, tidak boleh lebih," katanya.
   

Menurut dia, pembatasan tersebut dilakukan karena Curug Tirta Sela merupakan bagian dari sumber mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas, yang berjumlah lebih kurang 1.000 keluarga.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya harus memastikan pemanfaatan Curug Tirta Sela sebagai objek wisata tidak sampai mengganggu kebutuhan primer masyarakat.

"Dengan demikian, aturan-aturan berwisata di sini (Curug Tirta Sela, red.) sangat ketat. Di sini tidak boleh membuang sampah, tidak boleh merokok, tidak boleh vandalisme. Jika ketahuan melanggar aturan-aturan tersebut, wisatawan yang bersangkutan akan dikenai denda sebesar Rp200 ribu di mana dendanya akan dimanfaatkan untuk kegiatan pelestarian alam," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan memeriksa barang bawaan wisatawan yang berkunjung di pintu masuk setelah Curug Tirta Sela dibuka secara resmi sekitar satu bulan ke depan karena saat sekarang masih dilakukan penataan.

Menurut dia, pembukaan Curug Tirta Sela dirintis sejak awal puasa namun pembukaan akses jalan menuju lokasi baru dilaksanakan menjelang Lebaran 2019.

Baca juga: "Caping Park" destinasi wisata alternatif kawasan Baturraden

"Curug Tirta Sela ini belum pernah diekspos karena memang aksesnya sulit. Hingga hari ini, kami masih membuat akses jalannya karena jalurnya memiliki risiko yang cukup tinggi, berada di tebing jurang sehingga kami berusaha agar jalur tersebut aman dilalui wisatawan, yakni dengan memasang pagar pengaman. Keamanan pengunjung adalah prioritas utama kami," katanya.

Terkait dengan harga tiket masuk, Wawan mengatakan pihaknya menerapkan tiket terusan sebesar Rp25 ribu per orang yang dapat digunakan untuk mengunjungi bumi perkemahan, area bermain, labirin, Pancuran Tujuh, Kebun Raya Baturraden, dan Curug Tirta Sela.

Menurut dia, pihaknya juga akan melengkapi sejumlah fasilitas di Curug Tirta Sela, antara lain toilet, tempat pelayanan pengunjung, tempat bermain air bagi anak-anak, dan dek untuk berswafoto dengan latar belakang air terjun.

Salah seorang wisatawan asal Purwokerto, Herlina mengaku tidak menyangka jika di Wana Wisata Baturraden terdapat air terjun yang unik.

"Biasanya air terjun keluarnya dari semacam sungai, tapi ini airnya keluar dari celah bebatuan. Ini benar-benar 'instagramable', sangat potensial untuk menarik wisatawan yang suka berfoto," katanya.

Baca juga: Banyumas siapkan wisata edukasi "Angkruk Logawa"

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024