Banyumas (Antaranews Jateng) - "Caping Park" yang beroperasi mulai 1 Juni 2018 diharapkan menjadi destinasi wisata alternatif di Kawasan Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kata General Manager "Caping Park" Prayitno.
"Kami sebenarnya lebih menawarkan wisata edukasi bagi anak-anak, yakni mengenalkan mereka dengan kelinci, kambing, unggas, dan sapi," katanya di Banyumas, Sabtu.
Menurut dia, anak-anak dapat mempelajari perawatan binatang-binatang tersebut, seperti cara merawat kelinci yang terdiri atas berbagai jenis, di antaranya "fuzzy lop" dan "flemish giant".
Selain wisata edukasi, "Caping Park" yang berlokasi di Desa Kebumen, Kecamatan Baturrraden itu, juga menawarkan keindahan alam yang dapat dinikmati dari berbagai sisi, terutama bagi wisatawan yang gemar berswafoto, dengan latar belakang kota Purwokerto, hamparan sawah, dan sebagainya termasuk menikmati menyaksikan matahari terbit maupun terbenam.
"Di sini ada 12 'spot' untuk berswafoto, salah satunya (selfie deck) jembatan kaca, kemungkinan yang pertama ada di Jawa Tengah. Kami menggunakan 'tempered glass' impor untuk membangun jembatan kaca," katanya.
Ia mengatakan setiap lembar kaca "tempered" berukuran 2x2,5 meter itu mampu menahan beban sampai 1 ton sehingga aman bagi wisatawan yang hendak berswafoto di atas jembatan.
Terkait dengan pemilihan nama untuk destinasi wisata baru tersebut, Prayitno mengatakan caping merupakan peneduh atau tudung kepala yang berbentuk kerucut dan terbuat dari anyaman bambu.
"Caping memiliki filosofi yang di atas harus bisa mengayomi yang di bawah agar semua menjadi kuat. Oleh karena itu, caping menjadi ikon destinasi wisata ini," jelasnya.
Lahan "Caping Park" sebenarnya 47 hektare namun yang telah dibuka dan dikembangkan untuk wisata baru seluas 10 hektare yang terbagi atas lima hektare untuk "Caping Park" dan lima hektare untuk agrowisata.
"Kami menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke 'Caping Park' hingga masa libur Lebaran mencapai 50.000 orang. Jam operasional kami mulai pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB, namun untuk sementara buka hingga pukul 20.00 WIB karena pembangunan baru mencapai 80 persen," katanya.
Tiket masuk Rp20.000 untuk hari biasa dan Rp25.000 pada akhir pekan atau hari libur.
Salah seorang pengunjung, Anggraeni, mengaku penasaran terhadap jembatan kaca yang ditawarkan oleh "Caping Park".
"Konon jembatan kaca itu merupakan yang pertama di Jawa Tengah, sehingga saya datang ke sini bersama teman-teman. Jembatan kaca ini lebih menantang adrenalin, keren banget, enggak bakal menyesal. Saya akan ajak keluarga ke sini," katanya.
Wisatawan lainnya, Satria, mengatakan "Caping Park" tidak hanya menawarkan keindahan alam, juga memberikan edukasi terhadap anak-anak khususnya mengenai hewan.
"Saya sangat terkesan. Objek wisata semacam ini baru pertama kali ada di Banyumas," katanya.
"Kami sebenarnya lebih menawarkan wisata edukasi bagi anak-anak, yakni mengenalkan mereka dengan kelinci, kambing, unggas, dan sapi," katanya di Banyumas, Sabtu.
Menurut dia, anak-anak dapat mempelajari perawatan binatang-binatang tersebut, seperti cara merawat kelinci yang terdiri atas berbagai jenis, di antaranya "fuzzy lop" dan "flemish giant".
Selain wisata edukasi, "Caping Park" yang berlokasi di Desa Kebumen, Kecamatan Baturrraden itu, juga menawarkan keindahan alam yang dapat dinikmati dari berbagai sisi, terutama bagi wisatawan yang gemar berswafoto, dengan latar belakang kota Purwokerto, hamparan sawah, dan sebagainya termasuk menikmati menyaksikan matahari terbit maupun terbenam.
"Di sini ada 12 'spot' untuk berswafoto, salah satunya (selfie deck) jembatan kaca, kemungkinan yang pertama ada di Jawa Tengah. Kami menggunakan 'tempered glass' impor untuk membangun jembatan kaca," katanya.
Ia mengatakan setiap lembar kaca "tempered" berukuran 2x2,5 meter itu mampu menahan beban sampai 1 ton sehingga aman bagi wisatawan yang hendak berswafoto di atas jembatan.
Terkait dengan pemilihan nama untuk destinasi wisata baru tersebut, Prayitno mengatakan caping merupakan peneduh atau tudung kepala yang berbentuk kerucut dan terbuat dari anyaman bambu.
"Caping memiliki filosofi yang di atas harus bisa mengayomi yang di bawah agar semua menjadi kuat. Oleh karena itu, caping menjadi ikon destinasi wisata ini," jelasnya.
Lahan "Caping Park" sebenarnya 47 hektare namun yang telah dibuka dan dikembangkan untuk wisata baru seluas 10 hektare yang terbagi atas lima hektare untuk "Caping Park" dan lima hektare untuk agrowisata.
"Kami menargetkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke 'Caping Park' hingga masa libur Lebaran mencapai 50.000 orang. Jam operasional kami mulai pukul 08.00 WIB hingga 23.00 WIB, namun untuk sementara buka hingga pukul 20.00 WIB karena pembangunan baru mencapai 80 persen," katanya.
Tiket masuk Rp20.000 untuk hari biasa dan Rp25.000 pada akhir pekan atau hari libur.
Salah seorang pengunjung, Anggraeni, mengaku penasaran terhadap jembatan kaca yang ditawarkan oleh "Caping Park".
"Konon jembatan kaca itu merupakan yang pertama di Jawa Tengah, sehingga saya datang ke sini bersama teman-teman. Jembatan kaca ini lebih menantang adrenalin, keren banget, enggak bakal menyesal. Saya akan ajak keluarga ke sini," katanya.
Wisatawan lainnya, Satria, mengatakan "Caping Park" tidak hanya menawarkan keindahan alam, juga memberikan edukasi terhadap anak-anak khususnya mengenai hewan.
"Saya sangat terkesan. Objek wisata semacam ini baru pertama kali ada di Banyumas," katanya.