Batang (ANTARA) - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memberikan sosialisasi tentang rencana penggunaan teknologi tinggi ramah lingkungan (ultra super critical) kepada puluhan guru sekolah menengah pertama (SMP).
Presiden Direktur PT BPI Yasuhiro Koide di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa keberadaan PLTU Batang berkapasitas 2 X 1.000 megawatt ini sudah menjadi ikon di wilayah setempat yang perlu dijaga bersama.
Baca juga: Pekerja di PLTU Batang tewas saat mengelas pipa di dasar laut
"Keberadaan PLTU Batang ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga nama baik pemerintah daerah maupun pusat. Oleh karena, kegiatan sosialisasi tentang keberadaan PLTU terhadap penggunaan teknologi tinggi ramah lingkungan perlu kami berikan pada para guru," katanya.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan para guru di Kabupaten Batang.
"Kami berharap informasi yang diterima oleh para guru ini bisa membuka wawasan dan bermanfaat bagi mereka untuk disampaikan kepada para siswa-siswinya terkait keberadaan PLTU, apa dan bagaimana dampak yang sebenarnya," katanya.
Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Prabowo mengatakan melalui kegiatan sosialisasi ini para guru akan mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan terkait PLTU yang menggunakan teknologi tinggi ramah lingkungan.
Para guru, kata dia, memiliki kewajiban memberikan informasi yang benar kepada anak didiknya agar tidak terjerumus dalam informasi yang salah, khususnya tentang keberadaan PLTU Batang.
"Kehadiran PLTU ini merupakan harapan bagi masyarakat terutama untuk kemajuan dunia pendidikan," katanya.
Baca juga: PLTU Batang uji coba operasional akhir 2019
Presiden Direktur PT BPI Yasuhiro Koide di Batang, Sabtu, mengatakan bahwa keberadaan PLTU Batang berkapasitas 2 X 1.000 megawatt ini sudah menjadi ikon di wilayah setempat yang perlu dijaga bersama.
Baca juga: Pekerja di PLTU Batang tewas saat mengelas pipa di dasar laut
"Keberadaan PLTU Batang ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga nama baik pemerintah daerah maupun pusat. Oleh karena, kegiatan sosialisasi tentang keberadaan PLTU terhadap penggunaan teknologi tinggi ramah lingkungan perlu kami berikan pada para guru," katanya.
Selain itu, kata dia, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan para guru di Kabupaten Batang.
"Kami berharap informasi yang diterima oleh para guru ini bisa membuka wawasan dan bermanfaat bagi mereka untuk disampaikan kepada para siswa-siswinya terkait keberadaan PLTU, apa dan bagaimana dampak yang sebenarnya," katanya.
Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Prabowo mengatakan melalui kegiatan sosialisasi ini para guru akan mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan terkait PLTU yang menggunakan teknologi tinggi ramah lingkungan.
Para guru, kata dia, memiliki kewajiban memberikan informasi yang benar kepada anak didiknya agar tidak terjerumus dalam informasi yang salah, khususnya tentang keberadaan PLTU Batang.
"Kehadiran PLTU ini merupakan harapan bagi masyarakat terutama untuk kemajuan dunia pendidikan," katanya.
Baca juga: PLTU Batang uji coba operasional akhir 2019