Batang (Antaranews Jateng) - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kabupaten Batang, Jawa Tengah, akan uji coba pengoperasian pembangkit berkapasitas 2X1.000 megawatt ini pada akhir 2019 karena progres pembangunannya kini mencapai 57,2 persen.
Presiden Direktur PT BPI Takashi Irie saat meninjau pembangunan PLTU di Batang, Senin, mengatakan bahwa seharusnya progres pembangunan PLTU berkapasistas 2X1.000 megawatt ini sudah mencapai 60 persen, namun sedikit molor karena ada sejumlah hambatan.
"Hambatan utama yang menimbulkan keterlambatan pembangunan proyek PLTU itu, antara lain, kondisi cuaca hutan. Kendati demikian, kami optimistis PLTU akan dioperasinalkan sesuai target," katanya.
Menurut dia, opersional PLTU Batang akan dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama pada Mei 2020 dan tahap kedua pada Desember 2020.
"Adapun saat ini progres pembangunan PLTU masih dilakukan pemasangan generator. Kami berharap proses konstruksi dapat berjalan lancar agar bisa dilanjutkan tahapan berikutnya," katanya.
Ia mengatakan pembangunan PLTU Batang akan tahan terhadap guncangan gempa karena konstruksi bangunan menggunakan teknologi canggih dan? bahan peralatan yang kuat.
Kendati demikian, kata dia, PLTU masih menghadapi kendala teknis seperti jadwal pelaksanaan dan kualitas karena pembangunannya menggunakan teknologi canggih.
"Namun, kami tidak khawatir terhadap kendala itu karena BPI memiliki sumber daya manusia (SDM) untuk mengawasi dan mengatur, serta menjaga kualitas pembangunan PLTU senilai 4,2 miliar dolar AS itu," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Nasikhin mengatakan pemkab bangga terhadap progres pembangunan PLTU karena hal itu akan mendorong perkembangan dan kemajuan pembangunan di daerah setempat.
"PLTU ini dipastikan nantinya akan menyerap tenaga kerja lokal dan membawa daya tarik investor untuk menanam investasi di daerah ini," katanya.
Presiden Direktur PT BPI Takashi Irie saat meninjau pembangunan PLTU di Batang, Senin, mengatakan bahwa seharusnya progres pembangunan PLTU berkapasistas 2X1.000 megawatt ini sudah mencapai 60 persen, namun sedikit molor karena ada sejumlah hambatan.
"Hambatan utama yang menimbulkan keterlambatan pembangunan proyek PLTU itu, antara lain, kondisi cuaca hutan. Kendati demikian, kami optimistis PLTU akan dioperasinalkan sesuai target," katanya.
Menurut dia, opersional PLTU Batang akan dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama pada Mei 2020 dan tahap kedua pada Desember 2020.
"Adapun saat ini progres pembangunan PLTU masih dilakukan pemasangan generator. Kami berharap proses konstruksi dapat berjalan lancar agar bisa dilanjutkan tahapan berikutnya," katanya.
Ia mengatakan pembangunan PLTU Batang akan tahan terhadap guncangan gempa karena konstruksi bangunan menggunakan teknologi canggih dan? bahan peralatan yang kuat.
Kendati demikian, kata dia, PLTU masih menghadapi kendala teknis seperti jadwal pelaksanaan dan kualitas karena pembangunannya menggunakan teknologi canggih.
"Namun, kami tidak khawatir terhadap kendala itu karena BPI memiliki sumber daya manusia (SDM) untuk mengawasi dan mengatur, serta menjaga kualitas pembangunan PLTU senilai 4,2 miliar dolar AS itu," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Nasikhin mengatakan pemkab bangga terhadap progres pembangunan PLTU karena hal itu akan mendorong perkembangan dan kemajuan pembangunan di daerah setempat.
"PLTU ini dipastikan nantinya akan menyerap tenaga kerja lokal dan membawa daya tarik investor untuk menanam investasi di daerah ini," katanya.