Purwokerto (ANTARA) - Realisasi pengadaan beras Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, hingga akhir Juli baru mencapai kisaran 14.000 ton dari prognosa 2019 sebesar 30.000 ton, kata Kepala Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi.
"Beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas saat ini rata-rata berkisar 150-200 ton per hari," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Menurut dia, mayoritas beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas itu berasal dari Kabupaten Cilacap meskipun tidak bisa maksimal karena banyak tanaman padi yang kekeringan akibat kemarau.
Ia mengakui jika saat ini sebagian wilayah Cilacap seperti Kecamatan Maos dan Sampang sedang memasuki masa panen namun di wilayah Cilacap bagian timur seperti Kroya dan sekitarnya banyak yang kekeringan.
"Di Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, juga banyak tanaman padi yang kekeringan. Kalau yang menggunakan irigasi teknis seperti di Banjarnegara itu memang tidak kekeringan tetapi kayaknya hasil panennya tidak masuk ke kami, melainkan digunakan sendiri oleh petani," katanya.
Baca juga: Bulog Surakarta kelebihan stok beras
Kendati terkendala oleh kekeringan, Sony mengaku optimistis tetap dapat melaksanakan pengadaan beras dan minimal bisa memenuhi separuh dari target tahun 2019.
Disinggung mengenai penyaluran beras untuk bantuan pangan nontunai (BPNT), dia mengatakan pihaknya siap melaksanakan penyaluran beras ke warung gotong royong elektronik (e-warong) untuk mendukung program BPNT khususnya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
"Pada prinsipnya, kami siap, cuma teknisnya kami belum tahu pasti. Kami ada undangan rapat untuk membahas permasalahan tersebut pada awal bulan Agustus," tegasnya.
Terkait dengan stok beras kualitas medium yang tersimpan di gudang Bulog Banyumas, dia mengatakan hingga saat ini mencapai kisaran 23.000 ton, yang sekitar 14.000 ton di antaranya merupakan pengadaan baru.
Baca juga: Bulog sewa gudang atasi penumpukan stok beras
Baca juga: Stok beras Bulog Batang aman hingga Desember
Baca juga: Buwas sebut Bulog upayakan jadi pemasok BPNT
"Beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas saat ini rata-rata berkisar 150-200 ton per hari," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Menurut dia, mayoritas beras yang masuk ke gudang Bulog Banyumas itu berasal dari Kabupaten Cilacap meskipun tidak bisa maksimal karena banyak tanaman padi yang kekeringan akibat kemarau.
Ia mengakui jika saat ini sebagian wilayah Cilacap seperti Kecamatan Maos dan Sampang sedang memasuki masa panen namun di wilayah Cilacap bagian timur seperti Kroya dan sekitarnya banyak yang kekeringan.
"Di Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, juga banyak tanaman padi yang kekeringan. Kalau yang menggunakan irigasi teknis seperti di Banjarnegara itu memang tidak kekeringan tetapi kayaknya hasil panennya tidak masuk ke kami, melainkan digunakan sendiri oleh petani," katanya.
Baca juga: Bulog Surakarta kelebihan stok beras
Kendati terkendala oleh kekeringan, Sony mengaku optimistis tetap dapat melaksanakan pengadaan beras dan minimal bisa memenuhi separuh dari target tahun 2019.
Disinggung mengenai penyaluran beras untuk bantuan pangan nontunai (BPNT), dia mengatakan pihaknya siap melaksanakan penyaluran beras ke warung gotong royong elektronik (e-warong) untuk mendukung program BPNT khususnya di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
"Pada prinsipnya, kami siap, cuma teknisnya kami belum tahu pasti. Kami ada undangan rapat untuk membahas permasalahan tersebut pada awal bulan Agustus," tegasnya.
Terkait dengan stok beras kualitas medium yang tersimpan di gudang Bulog Banyumas, dia mengatakan hingga saat ini mencapai kisaran 23.000 ton, yang sekitar 14.000 ton di antaranya merupakan pengadaan baru.
Baca juga: Bulog sewa gudang atasi penumpukan stok beras
Baca juga: Stok beras Bulog Batang aman hingga Desember
Baca juga: Buwas sebut Bulog upayakan jadi pemasok BPNT