Solo (ANTARA) - Perhimpunan Pengusaha Biro Ibadah Umrah dan Haji Indonesia (Perpuhi) mengeluhkan kenaikan tarif tiket pesawat domestik yang dimulai sebelum Lebaran 2019.
"Tiket lokal kenaikannya sampai dua kali lipat, ini sangat memberatkan kami," kata Ketua Perpuhi Her Suprabu di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan jika sebelum ada kenaikan, tarif tiket penerbangan domestik di kisaran Rp1,5 juta-2 juta/orang untuk perjalanan pulang pergi, sejak ada kenaikan ini tiket PP mencapai Rp4 juta.
Ia mengatakan kenaikan ini tidak dibebankan kepada calon jemaah umrah mengingat mereka sudah mendaftar sejak beberapa bulan yang lalu dengan harga tiket yang masih berlaku pada saat itu.
"Jadi kenaikan tarif tiket ini jadi beban kami. Padahal di pos anggaran kami untuk perjalanan PP maksimal Rp2 juta," katanya.
Ia mengatakan yang dimaksud perjalanan domestik untuk umrah ini adalah jemaah umrah dari Solo yang berangkat melalui Jakarta.
"Misalnya sekaligus mau ke Turki kan perjalanannya harus dari Jakarta. Jadi tiket Solo ke Jakarta ini yang naik harga," katanya.
Her yang juga pengurus Biro Dewangga ini mengatakan khusus dari biro tersebut sekitar 25 persennya berangkat dari Jakarta.
"Per bulan ada sekitar 300-400 orang yang berangkat umrah dari Biro Dewangga. Kan tidak semua lewat Jakarta, kalau yang lewat Solo kan tidak kena dampak. Yang lewat Jakarta sekitar 25 persennya," katanya.
Sebelumnya, General Manajer PT Angkasa Pura I Abdullah Usman mengatakan kenaikan tarif tiket pesawat dengan rute domestik ini berdampak pada penurunan jumlah penumpang.
"Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah kami berupaya membuka rute penerbangan internasional, termasuk penerbangan umrah," katanya.
"Tiket lokal kenaikannya sampai dua kali lipat, ini sangat memberatkan kami," kata Ketua Perpuhi Her Suprabu di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan jika sebelum ada kenaikan, tarif tiket penerbangan domestik di kisaran Rp1,5 juta-2 juta/orang untuk perjalanan pulang pergi, sejak ada kenaikan ini tiket PP mencapai Rp4 juta.
Ia mengatakan kenaikan ini tidak dibebankan kepada calon jemaah umrah mengingat mereka sudah mendaftar sejak beberapa bulan yang lalu dengan harga tiket yang masih berlaku pada saat itu.
"Jadi kenaikan tarif tiket ini jadi beban kami. Padahal di pos anggaran kami untuk perjalanan PP maksimal Rp2 juta," katanya.
Ia mengatakan yang dimaksud perjalanan domestik untuk umrah ini adalah jemaah umrah dari Solo yang berangkat melalui Jakarta.
"Misalnya sekaligus mau ke Turki kan perjalanannya harus dari Jakarta. Jadi tiket Solo ke Jakarta ini yang naik harga," katanya.
Her yang juga pengurus Biro Dewangga ini mengatakan khusus dari biro tersebut sekitar 25 persennya berangkat dari Jakarta.
"Per bulan ada sekitar 300-400 orang yang berangkat umrah dari Biro Dewangga. Kan tidak semua lewat Jakarta, kalau yang lewat Solo kan tidak kena dampak. Yang lewat Jakarta sekitar 25 persennya," katanya.
Sebelumnya, General Manajer PT Angkasa Pura I Abdullah Usman mengatakan kenaikan tarif tiket pesawat dengan rute domestik ini berdampak pada penurunan jumlah penumpang.
"Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah kami berupaya membuka rute penerbangan internasional, termasuk penerbangan umrah," katanya.