Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta menyatakan inflasi berdampak pada banyak sektor sehingga perlu ada langkah pengendalian.

"Di antaranya, inflasi ini berpengaruh pada penetapan suku bunga kredit dan upah minimum regional (UMR)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Sabtu.

Ia mengatakan terkait dengan UMR, jika inflasi tinggi maka UMR juga akan tinggi. Dengan begitu, akan berdampak pula pada keinginan perusahaan mendirikan pabrik di suatu daerah.

"Tentu perusahaan akan relokasi ke daerah dengan UMR yang lebih rendah. Di Soloraya inflasi terkendali sehingga perusahaan banyak yang pindah ke sini, termasuk Pan Brothers yang relokasi dari Tangerang ke Boyolali," katanya.

Ia mengaku pemerintah fokus melakukan berbagai upaya dalam rangka pengendalian inflasi, termasuk untuk menjaga daya saing bangsa.

Baca juga: Lebih rendah, inflasi Jawa Tengah pada Mei 0,33 persen

Berdasarkan data, dikatakannya, inflasi terakhir di Surakarta pada Mei atau tepatnya pada momentum Lebaran lalu cukup terkendali, yaitu 0,38 persen. Sedangkan secara "year to date" (ytd) mencapai 1,55 persen dan "year to year" (yoy) sebesar 2,75 persen.

Ia mengatakan umumnya inflasi pada bulan Mei 2019 bersumber dari peningkatan harga pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok bahan makanan.

"Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya permintaan pada bulan Ramadhan dan jelang Lebaran lalu," katanya.

Sementara itu, pihaknya terus berupaya mengendalikan inflasi termasuk melalui gerakan pasar murah ketika ada lonjakan harga komoditas tertentu dan sosialisasi bijak belanja oleh masyarakat.

"Khususnya konteks daerah, beberapa langkah tersebut kami lakukan secara terjadwal," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024