Jakarta (ANTARA) - Drama mewarnai balapan Rio Haryanto yang membela tim T2 Motorsports di seri ketiga balapan Blancpain GT World Challenge Asia yang berlangsung di Sirkuit Suzuka, Jepang, Minggu.

Di Race-2, Rio, start dari P18 menjadi pebalap pertama yang diturunkan T2 Motorsports dan tampil agresif dari awal hingga akhir.

Dalam waktu 10 menit, mantan pebalap Formula 1 itu mampu menyalip empat mobil di depan dan naik ke posisi 14.

Rio, yang membalap di kelas GT3 ProAm, memiliki jatah sebanyak 16 lap dan memanfaatkan setiap peluang untuk memperbaiki posisi hingga naik ke peringkat 7 di kelas keseluruhan.

Di putaran terakhirnya, Rio mendapat sorotan dari komentator lomba setelah melesat ke posisi 2 secara keseluruhan sebelum menyerahkan mobil Ferrari 488 GTB ke pebalap kedua T2 Motorsports, Gregory Teo, yang ditugasi untuk menyelesaikan paruh kedua balapan.

Teo menggantikan David Tjiptobiantoro khusus di Suzuka.

"Saya sudah berusaha memberikan hasil yang semaksimal mungkin di ajang balap kali ini dengan tampil kompetitif sehingga dapat menyusul cukup banyak driver," kata Rio dalam pernyataan tertulis, Minggu.

Rio mendapati performa yang kuat sejak sesi latihan bebas di Suzuka pada Jumat dengan finis peringkat 2 secara keseluruhan dna juga peringkat 3 pada sesi latihan resmi pada hari Sabtu.

Sangat disayangkan, posisi yang diwariskan Rio di balapan tidak bisa diteruskan oleh pebalap kedua ketika mobil yang ia bawa ditabrak oleh salah satu mobil kelas GT4 dari belakang yang memupuskan kesempatan mereka untuk naik podium.

T2 Motorsports harus puas dengan finis ke peringkat 17 setelah insiden tersebut.

Tim Craft-Bamboo Racing dengan mobil Mercedes-AMG GT3 memenangi Race 2 di Sirkuit Suzuka tersebut, dengan tim Panther/AAS Motorsports sebagai runner-up dan tim Absolute Racing di peringkat tiga secara keseluruhan.

Sementara itu T2 Motorsports hingga balapan seri ketiga, berada di peringkat 12 klasemen konstruktor dengan mengemas enam poin.
 

Pewarta : Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024