Sukoharjo (ANTARA) - Keluarga korban ada firasat sebelum mantan pemain Persis Solo Ferryanto Eko Saputro (34) bersama putrinya, Freya Fajrina Dwi Saputri (7), hilang hanyut terseret ombak di Pantai Baru, Poncosari, Bantul, Yogyakarta.
"Saya ada firasat sebelum Ferryanto hilang terbawa ombak, dan saya melihat dia wajahnya terlihat pucat sebelum musibah itu," kata Bambang Supriatna (56) ayah korban, di rumahnya di Ngebuk RT 03 Rw 07 Kartasura Sukoharjo, Jumat.
Bambang mengatakan bahwa Ferryanto bersama keluarga saat Lebaran pulang ke Bandung Jawa Barat. Dia pulang ke Bandung bertemu keluarga besarnya, dan menginap liburan selama 10 hari.
Baca juga: Ferryanto dikabarkan tergulung ombak, ini kenangan eks Pelatih Persis
Ferryanto setelah dari Bandung dan pulang ke Sukoharjo pada hari Minggu (16/6). Ferry ketemu dengan dirinya, kemudian menawarkan kapan Bambang kontrol berobat ke rumah sakit.
"Saya bilang Senin (17/6), tetapi karena saya ada acara mencari hewan kurban kemudian diundur Selasa (18/6)," kata Bambang.
Menurut Bambang dirinya kemudian bertanya kepada Ferry kenapa wajahmu kelihatan pucat. Dia justru menjawab bapak yang sekarang badannya kelihatan kurus karena sakit.
Namun, dirinya tidak prasangka kepada putranya yang nomor satu dari dua bersaudara tersebut. Dirinya menganggap Ferry karena kelelahan setelah pulang dari Bandung.
"Saya melihat lagi saat dia mau mengantar saya kontrol ke dokter, dan wajahnya kelihatan sangat pucat. Saya bertemu itu, dua hari sebelum musibah," katanya.
Menurut dia, ternyata hal tersebut setelah dihubungkan dengan musibah putranya Ferryanto dengan putrinya yang hilang terbawa ombak di pantai selatan, ternyata sebuah firasat. Ferry dengan seorang putrinya kini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Ferryanto merupakan anak pertama dari pasangan suami istri, Bambang Supriatna dengan Suparti (52). Ferry memiliki satu adik kandung, Fetiyani. Ferry ini, yang diandalkan orang tuanya untuk meneruskan usaha keluarganya membuka toko gorden di Sukoharjo, dan Purwodadi.
"Ferry memang putranya yang saya harapkan meneruskan usaha keluarga," katanya.
Dia mengatakan Ferry dari Bandung telah membawa keponakannya dan saudara-saudaranya ke Sukoharjo. Saat saudaranya berkumpul ingin mengajak untuk pergi wisata. Namun, mereka terkena musibah hilang terbawa ombak saat di pantai. Ferry hingga Jumat malam ini, masih belum ditemukan oleh tim SAR di Bantul.
Sebelumnya, mantan pemain Persis Solo Ferryanto Eko Saputro (34) yang hilang hanyut terseret ombak di Pantai Baru, Poncosari, Bantul, Yogyakarta, sempat terlihat jasadnya muncul terapung oleh Tim SAR, pada Jumat siang.
Menurut Bambang Supriatna (56), ayah korban pihak keluarga mendapat kabar terakhir hingga Jumat, sekitar pukul 17.00 WIB dari saudaranya yang menunggu di lokasi, Ferryanto bersama putrinya, Freya Fajrina Dwi Saputri (7) belum ditemukan.
"Kami berharap putrannya nomor satu, Ferry dan cucunya Freya segera ditemukan," kata Bambang.
Bambang mengatakan dirinya tadi diberi kabar oleh keluarganya yang menunggu di lokasi, bahwa jasad Ferry sempat terlihat terapung di laut oleh Tim SAR, sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Jasad Ferryanto sempat muncul, kembali hilang tergulung ombak
"Saya ada firasat sebelum Ferryanto hilang terbawa ombak, dan saya melihat dia wajahnya terlihat pucat sebelum musibah itu," kata Bambang Supriatna (56) ayah korban, di rumahnya di Ngebuk RT 03 Rw 07 Kartasura Sukoharjo, Jumat.
Bambang mengatakan bahwa Ferryanto bersama keluarga saat Lebaran pulang ke Bandung Jawa Barat. Dia pulang ke Bandung bertemu keluarga besarnya, dan menginap liburan selama 10 hari.
Baca juga: Ferryanto dikabarkan tergulung ombak, ini kenangan eks Pelatih Persis
Ferryanto setelah dari Bandung dan pulang ke Sukoharjo pada hari Minggu (16/6). Ferry ketemu dengan dirinya, kemudian menawarkan kapan Bambang kontrol berobat ke rumah sakit.
"Saya bilang Senin (17/6), tetapi karena saya ada acara mencari hewan kurban kemudian diundur Selasa (18/6)," kata Bambang.
Menurut Bambang dirinya kemudian bertanya kepada Ferry kenapa wajahmu kelihatan pucat. Dia justru menjawab bapak yang sekarang badannya kelihatan kurus karena sakit.
Namun, dirinya tidak prasangka kepada putranya yang nomor satu dari dua bersaudara tersebut. Dirinya menganggap Ferry karena kelelahan setelah pulang dari Bandung.
"Saya melihat lagi saat dia mau mengantar saya kontrol ke dokter, dan wajahnya kelihatan sangat pucat. Saya bertemu itu, dua hari sebelum musibah," katanya.
Menurut dia, ternyata hal tersebut setelah dihubungkan dengan musibah putranya Ferryanto dengan putrinya yang hilang terbawa ombak di pantai selatan, ternyata sebuah firasat. Ferry dengan seorang putrinya kini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
Ferryanto merupakan anak pertama dari pasangan suami istri, Bambang Supriatna dengan Suparti (52). Ferry memiliki satu adik kandung, Fetiyani. Ferry ini, yang diandalkan orang tuanya untuk meneruskan usaha keluarganya membuka toko gorden di Sukoharjo, dan Purwodadi.
"Ferry memang putranya yang saya harapkan meneruskan usaha keluarga," katanya.
Dia mengatakan Ferry dari Bandung telah membawa keponakannya dan saudara-saudaranya ke Sukoharjo. Saat saudaranya berkumpul ingin mengajak untuk pergi wisata. Namun, mereka terkena musibah hilang terbawa ombak saat di pantai. Ferry hingga Jumat malam ini, masih belum ditemukan oleh tim SAR di Bantul.
Sebelumnya, mantan pemain Persis Solo Ferryanto Eko Saputro (34) yang hilang hanyut terseret ombak di Pantai Baru, Poncosari, Bantul, Yogyakarta, sempat terlihat jasadnya muncul terapung oleh Tim SAR, pada Jumat siang.
Menurut Bambang Supriatna (56), ayah korban pihak keluarga mendapat kabar terakhir hingga Jumat, sekitar pukul 17.00 WIB dari saudaranya yang menunggu di lokasi, Ferryanto bersama putrinya, Freya Fajrina Dwi Saputri (7) belum ditemukan.
"Kami berharap putrannya nomor satu, Ferry dan cucunya Freya segera ditemukan," kata Bambang.
Bambang mengatakan dirinya tadi diberi kabar oleh keluarganya yang menunggu di lokasi, bahwa jasad Ferry sempat terlihat terapung di laut oleh Tim SAR, sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Jasad Ferryanto sempat muncul, kembali hilang tergulung ombak