Jakarta (ANTARA) - Mantan bos badan sepak bola Eropa UEFA Michel Platini dibebaskan dari tahanan Prancis, Rabu, kata seorang jurnalis AFP, setelah beberapa jam diperiksa dalam kaitannya dengan penyelidikan kriminal menyangkut pemberian hak tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar.
"Dia sudah tidak lagi ditahan," kata William Bourdon, pengacara legenda sepak bola Prancis itu, kira-kira pukul 1:00 Rabu dini hari.
Menurut AFP, sang pengacara mengungkapkan terlalu banyak hal yang dikhawatirkan untuk hal yang sebenarnya tidak penting.
Keputusan menjadikan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 telah memicu dugaan korupsi yang akhirnya menimbulkan skandal terburuk dalam sejarah FIFA.
Baca juga: Michel Platini bantah langgar aturan
Menurut Sepp Blatter, presiden FIFA saat itu, Qatar memenangi hak menjadi tuan rumah karena ada kesepakatan dengan Prancis. Penyelidikan oleh Prancis sendiri dipusatkan kepada intervensi Prancis yang melibatkan Platini dan mantan presiden Presiden Nicolas Sarkozy.
Menurut majalah France Football, sebuah pertemuan rahasia digelar pada 23 November 2010 di Istana Elysee di Paris antara Sarkozy, pangeran yang kini Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani, dan Platini yang saat itu menjabat presiden UEFA dan sekaligus wakil presiden FIFA.
Hanya sepekan setelah pertemuan rahasia itu, FIFA memutuskan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Platini menyangkal pernyataan Blatter sebagai kebohongan dan menampik tudingan dia telah dipengaruhi oleh Sarkozy.
Baca juga: Platini diperiksa Kementerian Hukum terkait dugaan korupsi
"Dia sudah tidak lagi ditahan," kata William Bourdon, pengacara legenda sepak bola Prancis itu, kira-kira pukul 1:00 Rabu dini hari.
Menurut AFP, sang pengacara mengungkapkan terlalu banyak hal yang dikhawatirkan untuk hal yang sebenarnya tidak penting.
Keputusan menjadikan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 telah memicu dugaan korupsi yang akhirnya menimbulkan skandal terburuk dalam sejarah FIFA.
Baca juga: Michel Platini bantah langgar aturan
Menurut Sepp Blatter, presiden FIFA saat itu, Qatar memenangi hak menjadi tuan rumah karena ada kesepakatan dengan Prancis. Penyelidikan oleh Prancis sendiri dipusatkan kepada intervensi Prancis yang melibatkan Platini dan mantan presiden Presiden Nicolas Sarkozy.
Menurut majalah France Football, sebuah pertemuan rahasia digelar pada 23 November 2010 di Istana Elysee di Paris antara Sarkozy, pangeran yang kini Emir Qatar Tamim bin Hamad al-Thani, dan Platini yang saat itu menjabat presiden UEFA dan sekaligus wakil presiden FIFA.
Hanya sepekan setelah pertemuan rahasia itu, FIFA memutuskan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Platini menyangkal pernyataan Blatter sebagai kebohongan dan menampik tudingan dia telah dipengaruhi oleh Sarkozy.
Baca juga: Platini diperiksa Kementerian Hukum terkait dugaan korupsi