Jaarta (ANTARA) - Ericsson merilis laporan ConsumerLab terbaru mengenai teknologi 5G yang ternyata diharapkan segera hadir oleh masyarakat pengguna telepon pintar, termasuk di Indonesia.
"Pelanggan di Indonesia berharap 5G tersedia dalam kurun 2-3 tahun dari sekarang," kata Head of Network Solutions Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal, di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Frekuensi 5G diterapkan di Indonesia paling cepat 2020
Menurut dia, konsumen di Indonesia masih menunggu kehadiran teknologi 5G karena perangkat ponsel yang dimiliki belum mencukupi untuk pengoperasian teknologi jaringan internet terbaru itu.
Baik dari segi pilihan yang disediakan, kata dia, maupun dari kapabilitas ponsel pintar yang ada sekarang ini belum mampu mengadopsi jaringan 5G.
Di Indonesia, kata Ronni, laporan tersebut menunjukkan bahwa separuh dari pengguna ponsel pintar akan mengganti operator yang mereka gunakan dalam waktu enam bulan jika tidak menyediakan layanan 5G.
"Dengan meningkatnya kesadaran konsumen mengenai 5G, rata-rata responden percaya bahwa 5G akan diterapkan dalam dua tahun mendatang," katanya.
Temuan penting lainnya, konsumsi video akan semakin meningkat seiring perkembangan 5G sehingga pelanggan tidak hanya mampu mengakses video dalam resolusi yang lebih tinggi, melainkan merasakan pengalaman baru.
Pada era 5G, lanjut dia, pengguna berkesempatan mengakses konten video di luar rumah empat jam lebih lama dalam seminggu, serta bisa menggunakan kacamata Augmented reality (AR) dan Virtual reality (VR).
"Mereka bukan cuma pengen nonton video lewat ponsel lagi, tetapi pengen merasakan pengalaman mendalam, seperti diorama
Cuma nonton biasa, udah tidak happening lagi," katanya.
Bahkan, imbuh Ronni, pengguna ponsel pintar berharap teknologi yang terus berkembang, seperti layar yang dapat dilipat, proyeksi holografik, dan kamera 360 derajat sebagai fitur wajib perangkat 5G nantinya.
Laporan Ericsson ConsumerLab 2019 itu mendasarkan metodologi sebagai berikut, yakni wawancara pada 35.000 pelanggan yang tersebar di 22 negara, mewakili opini 1 juta pengguna ponsel pintar.
Riset kualitatif dan dua fokus grup yang masing-masing dilakukan di New York, London, dan Seoul. Kemudian, wawancara yang dilakukan kepada 1.500 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia, mewakili oponi 41 juta pengguna ponsel pintar.
Terakhir, wawancara dengan 22 ahli, pakar, dan eksekutif senior untuk mendapatkan persepektif mengenai industri yang berkaitan dengan kegunaan 5G bagi konsumen.
"Bagi operator, ini menjadi keuntungan bagi pemain bisnis dan juga potensi bisnis berupa penambahan pendapatan sebesar 30 persen dari pasar 5G pada 2026," kata Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia.
Baca juga: Mitos dan fakta seputar jaringan 5G
Baca juga: Kominfo gandeng industri kaji implementasi 5G di Indonesia
"Pelanggan di Indonesia berharap 5G tersedia dalam kurun 2-3 tahun dari sekarang," kata Head of Network Solutions Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal, di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Frekuensi 5G diterapkan di Indonesia paling cepat 2020
Menurut dia, konsumen di Indonesia masih menunggu kehadiran teknologi 5G karena perangkat ponsel yang dimiliki belum mencukupi untuk pengoperasian teknologi jaringan internet terbaru itu.
Baik dari segi pilihan yang disediakan, kata dia, maupun dari kapabilitas ponsel pintar yang ada sekarang ini belum mampu mengadopsi jaringan 5G.
Di Indonesia, kata Ronni, laporan tersebut menunjukkan bahwa separuh dari pengguna ponsel pintar akan mengganti operator yang mereka gunakan dalam waktu enam bulan jika tidak menyediakan layanan 5G.
"Dengan meningkatnya kesadaran konsumen mengenai 5G, rata-rata responden percaya bahwa 5G akan diterapkan dalam dua tahun mendatang," katanya.
Temuan penting lainnya, konsumsi video akan semakin meningkat seiring perkembangan 5G sehingga pelanggan tidak hanya mampu mengakses video dalam resolusi yang lebih tinggi, melainkan merasakan pengalaman baru.
Pada era 5G, lanjut dia, pengguna berkesempatan mengakses konten video di luar rumah empat jam lebih lama dalam seminggu, serta bisa menggunakan kacamata Augmented reality (AR) dan Virtual reality (VR).
"Mereka bukan cuma pengen nonton video lewat ponsel lagi, tetapi pengen merasakan pengalaman mendalam, seperti diorama
Cuma nonton biasa, udah tidak happening lagi," katanya.
Bahkan, imbuh Ronni, pengguna ponsel pintar berharap teknologi yang terus berkembang, seperti layar yang dapat dilipat, proyeksi holografik, dan kamera 360 derajat sebagai fitur wajib perangkat 5G nantinya.
Laporan Ericsson ConsumerLab 2019 itu mendasarkan metodologi sebagai berikut, yakni wawancara pada 35.000 pelanggan yang tersebar di 22 negara, mewakili opini 1 juta pengguna ponsel pintar.
Riset kualitatif dan dua fokus grup yang masing-masing dilakukan di New York, London, dan Seoul. Kemudian, wawancara yang dilakukan kepada 1.500 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia, mewakili oponi 41 juta pengguna ponsel pintar.
Terakhir, wawancara dengan 22 ahli, pakar, dan eksekutif senior untuk mendapatkan persepektif mengenai industri yang berkaitan dengan kegunaan 5G bagi konsumen.
"Bagi operator, ini menjadi keuntungan bagi pemain bisnis dan juga potensi bisnis berupa penambahan pendapatan sebesar 30 persen dari pasar 5G pada 2026," kata Jerry Soper, Head of Ericsson Indonesia.
Baca juga: Mitos dan fakta seputar jaringan 5G
Baca juga: Kominfo gandeng industri kaji implementasi 5G di Indonesia