Solo (ANTARA) - Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, meminta semua pihak menahan emosi dengan tidak terpancing berita bohong yang akhir-akhir ini marak.
"Apalagi di Bulan Ramadhan ini karena puasa adalah melatih kesabaran," katanya saat menghadiri buka puasa bersama di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta, Jateng. Minggu.
Pada kegiatan yang bertema "Dengan Berpuasa Kita Padamkan Kobaran Api dan Hoaks" tersebut, Sinta juga meminta semua pihak menjaga diri menjelang pengumuman hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei 2019.
"Semua pihak harus bisa menerima hasil pengumuman KPU dengan lapang dada. Tidak perlu emosi dan meluapkan emosi," ujarnya.
Ia meminta semua pihak mendoakan Indonesia tetap damai.
Meski demikian, ia juga berharap, masyarakat tetap waspada.
"Jangan dikira air tenang itu tidak menghanyutkan. Jangan sampai lengah, kita berdoa agar tetap tenang," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, ia meminta masyarakat tetap mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan karena masyarakat memiliki kewajiban untuk mengajak masyarakat lain bergandengan tangan menciptakan kedamaian.
"Jika sampai terjadi apa-apa harus kita bentengi," katanya.
Ia berharap, semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari kita rangkul semua anak bangsa untuk meredakan kobaran api kebencian. Jangan terpancing kebohongan dan segala intrik," katanya.
"Apalagi di Bulan Ramadhan ini karena puasa adalah melatih kesabaran," katanya saat menghadiri buka puasa bersama di Pondok Pesantren Al Muayyad Surakarta, Jateng. Minggu.
Pada kegiatan yang bertema "Dengan Berpuasa Kita Padamkan Kobaran Api dan Hoaks" tersebut, Sinta juga meminta semua pihak menjaga diri menjelang pengumuman hasil pemilu oleh KPU pada 22 Mei 2019.
"Semua pihak harus bisa menerima hasil pengumuman KPU dengan lapang dada. Tidak perlu emosi dan meluapkan emosi," ujarnya.
Ia meminta semua pihak mendoakan Indonesia tetap damai.
Meski demikian, ia juga berharap, masyarakat tetap waspada.
"Jangan dikira air tenang itu tidak menghanyutkan. Jangan sampai lengah, kita berdoa agar tetap tenang," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, ia meminta masyarakat tetap mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan karena masyarakat memiliki kewajiban untuk mengajak masyarakat lain bergandengan tangan menciptakan kedamaian.
"Jika sampai terjadi apa-apa harus kita bentengi," katanya.
Ia berharap, semua pihak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Mari kita rangkul semua anak bangsa untuk meredakan kobaran api kebencian. Jangan terpancing kebohongan dan segala intrik," katanya.