Magelang (ANTARA) - Masih ingat bayi sapi yang diberi nama Roro Mendut? Nah, penampakan bayi sapi unggulan tersebut kini sama sekali berbeda. Mendut tumbuh bongsor namun tetap gesit.
Sapi unggulan Belgian Blue yang lahir pada 10 November 2018 di Polbangtan YoMa itu kini tampak sehat sekaligus menggemaskan. Oleh karena itu, Roro Mendut yang dilahirkan melalui sectio caesar (SC) dengan berat lahir 40 kilogram tersebut kini juga menjadi "Kembang Kampus" Polbangtan karena menjadi satu-satunya jenis Belgian Blue. Ia menjadi pusat perhatian warga kampus.
"Roro Mendut saat ini menjadi Belgian Blue satu satunya di Polbangtan YoMa. Kami sedang menunggu kelahiran Belgian Blue yang lain," jelas Dr. drh. Supriyanto, MP selaku Ketua Tim Pengambangan BB sekaligus Ketua Jurusan peternakan Polbangtan YoMa.
Dari fisiknya, Roro Mendut menampilkan sosok yang lebih bongsor dibandingkan dengan sapi biasa. Roro ini juga terlihat fit dan gesit, yang menandakan sehatnya sapi ini.
Perlakuan terhadap sapi BB ini memang berbeda termasuk dengan asupan makanannya.
"Perkembangan Roro Mendut sangat signifikan dibandingkan sapi biasa. Tak hanya itu, kebutuhan pakan dan susu untuknya juga disiapkan secara khusus dengan jumlah lebih banyak sehingga perkembangannya dapat optimal," kata Supriyanto.
Saat ini berat Roro mendut mencapai 197kg pada usia 6bulan. Dengan perawatan secara intensif oleh tim BB dibantu mahasiswa yang siap berjaga selama 24 jam bergantian.
Sebagai spesies unggulan yg memang berasal dari Belgia, semua BB yang dikembangkan di Indonesia mendapat perlakukan khusus, karena perbedaan suhu dan cuaca dari tempat asalnya.
Sapi unggulan jenis Belgian Blue yang diberi nama Roro Mendut (Foto: PolbangtanYoMa/Tantyanuar)
Setiap hari mahasiswa secara bergantian pagi, siang, sore, dan malam bertugas melakukan pengecekan fisik, di antaranya temperatur, frekuensi napas, denyut jantung, serta membersihkan kandang dan penggantian jerami.
Selain cek status kesehatan, mahasiswa memberi susu dan pakan konsentrat maupun hijauan secara intensif kepada anakan BB tersebut.
Setiap minggu Roro Mendut ditimbang berat badan, lingkar badan, panjang badan, dan tinggi pundak.
Dengan kebutuhan konsumsi susu sebanyak 10 liter per hari dengan frekuensi siang, sore, dan malam, konsentrat sebanyak 2 kg setiap pagi, dilanjutkan dengan pemberian rumput, maka pantas saja perkembangan Roro Mendut sangat optimal. (PolbangtanYoMa/Tantyanuar)
Sapi unggulan Belgian Blue yang lahir pada 10 November 2018 di Polbangtan YoMa itu kini tampak sehat sekaligus menggemaskan. Oleh karena itu, Roro Mendut yang dilahirkan melalui sectio caesar (SC) dengan berat lahir 40 kilogram tersebut kini juga menjadi "Kembang Kampus" Polbangtan karena menjadi satu-satunya jenis Belgian Blue. Ia menjadi pusat perhatian warga kampus.
"Roro Mendut saat ini menjadi Belgian Blue satu satunya di Polbangtan YoMa. Kami sedang menunggu kelahiran Belgian Blue yang lain," jelas Dr. drh. Supriyanto, MP selaku Ketua Tim Pengambangan BB sekaligus Ketua Jurusan peternakan Polbangtan YoMa.
Dari fisiknya, Roro Mendut menampilkan sosok yang lebih bongsor dibandingkan dengan sapi biasa. Roro ini juga terlihat fit dan gesit, yang menandakan sehatnya sapi ini.
Perlakuan terhadap sapi BB ini memang berbeda termasuk dengan asupan makanannya.
"Perkembangan Roro Mendut sangat signifikan dibandingkan sapi biasa. Tak hanya itu, kebutuhan pakan dan susu untuknya juga disiapkan secara khusus dengan jumlah lebih banyak sehingga perkembangannya dapat optimal," kata Supriyanto.
Saat ini berat Roro mendut mencapai 197kg pada usia 6bulan. Dengan perawatan secara intensif oleh tim BB dibantu mahasiswa yang siap berjaga selama 24 jam bergantian.
Sebagai spesies unggulan yg memang berasal dari Belgia, semua BB yang dikembangkan di Indonesia mendapat perlakukan khusus, karena perbedaan suhu dan cuaca dari tempat asalnya.
Setiap hari mahasiswa secara bergantian pagi, siang, sore, dan malam bertugas melakukan pengecekan fisik, di antaranya temperatur, frekuensi napas, denyut jantung, serta membersihkan kandang dan penggantian jerami.
Selain cek status kesehatan, mahasiswa memberi susu dan pakan konsentrat maupun hijauan secara intensif kepada anakan BB tersebut.
Setiap minggu Roro Mendut ditimbang berat badan, lingkar badan, panjang badan, dan tinggi pundak.
Dengan kebutuhan konsumsi susu sebanyak 10 liter per hari dengan frekuensi siang, sore, dan malam, konsentrat sebanyak 2 kg setiap pagi, dilanjutkan dengan pemberian rumput, maka pantas saja perkembangan Roro Mendut sangat optimal. (PolbangtanYoMa/Tantyanuar)