Solo (ANTARA) - Enam seniman tari dari lima daerah mengekspresikan gerakan tubuh sebagai tanda dibukanya gelaran ke-13 Solo Menari 24 Jam Nonstop 2019 memperingati Hari Tari Dunia (HTD) di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Gelaran Solo Menari 24 Jam 2019 menjadi agenda tahunan dan sudah dilaksanakan 13 kali dengan mengambil tema ""Urip Mowo Urup, Urip Hanguripi", artinya hidup dengan semangat, hidup memberi hidup.
Enam penari tersebut Abib Igal dari Kalimantan, Arbi Nuralamnsyah (Bandung), I Nyoman Agus Triyuda (Bali), Pulung Jati Rangga Muri (Yogyakarta), Darmasti, dan Sri Hadi (ISI Solo Jateng). Gerakan tubuh mereka diikuti 6.000 penari dari 191 sanggar tari berbagai daerah.
Enam seniman yang menampilkan tarian dari masing-masing daerah tersebut mulai menari pada pukul 06.00 WIB hingga keesokan harinya, Selasa (30/4). sekitar pukul 06.00 WIB.
Menurut Ketua Umum HTD ke-13 ISI Surakarta Eko Supriyanto, selain menari 24 jam nonstop, berbagai ragam hiburan tari juga silih berganti memeriahkan acara Hari Tari Dunia di ISI Surakarta.
Eko mengatakan 600 jenis tari yang ditampilkan oleh 191 kelompok tari dengan total 6.000 penari ikut memeriahkan acara ini.
Sejumlah penari dari luar negeri juga ikut menjadi peserta untuk memeriahkan HTD tahun ini. Para penari mancanegara antara lain berasal dari Prancis, Filipina, Australia, dan Timor Leste.
Pada acara tersebut, kata dia, juga menampilkan karya maestro tari Jonet Sri Kuncoro yang akan berkolaborasi dengan anak-anak difabel. Peserta menari dari kaum disabilitas itu sebenarnya juga memiliki kelebihan.
Acara tersebut dibuka oleh Rektor ISI Surakarta Guntur dengan cara mulai menghitung mundur dari angka 10 hingga 1, dan tepat pukul 06.00 WIB, gelaran HTD ke-13 ISI Surakarta resmi dimulai.
Darmasti, seorang asal ISI Surakarta, mengatakan dirinya sebelum mengikuti gelaran menari 24 jam nonstop melakukan persiapan matang, antara lain, berolah raga, persiapan fisik, mental, dan selalu menjaga kesehatan agar tetap prima.
I Nyoman Agus Triyuda, penari asal Bali, mengatakan dirinya merasa bangga dipercaya ikut menari 24 jam nonstop di Solo. Dirinya akan menampilkan dua karya tarian daerah asal Bali.
Gelaran Solo Menari 24 Jam 2019 menjadi agenda tahunan dan sudah dilaksanakan 13 kali dengan mengambil tema ""Urip Mowo Urup, Urip Hanguripi", artinya hidup dengan semangat, hidup memberi hidup.
Enam penari tersebut Abib Igal dari Kalimantan, Arbi Nuralamnsyah (Bandung), I Nyoman Agus Triyuda (Bali), Pulung Jati Rangga Muri (Yogyakarta), Darmasti, dan Sri Hadi (ISI Solo Jateng). Gerakan tubuh mereka diikuti 6.000 penari dari 191 sanggar tari berbagai daerah.
Enam seniman yang menampilkan tarian dari masing-masing daerah tersebut mulai menari pada pukul 06.00 WIB hingga keesokan harinya, Selasa (30/4). sekitar pukul 06.00 WIB.
Menurut Ketua Umum HTD ke-13 ISI Surakarta Eko Supriyanto, selain menari 24 jam nonstop, berbagai ragam hiburan tari juga silih berganti memeriahkan acara Hari Tari Dunia di ISI Surakarta.
Eko mengatakan 600 jenis tari yang ditampilkan oleh 191 kelompok tari dengan total 6.000 penari ikut memeriahkan acara ini.
Sejumlah penari dari luar negeri juga ikut menjadi peserta untuk memeriahkan HTD tahun ini. Para penari mancanegara antara lain berasal dari Prancis, Filipina, Australia, dan Timor Leste.
Pada acara tersebut, kata dia, juga menampilkan karya maestro tari Jonet Sri Kuncoro yang akan berkolaborasi dengan anak-anak difabel. Peserta menari dari kaum disabilitas itu sebenarnya juga memiliki kelebihan.
Acara tersebut dibuka oleh Rektor ISI Surakarta Guntur dengan cara mulai menghitung mundur dari angka 10 hingga 1, dan tepat pukul 06.00 WIB, gelaran HTD ke-13 ISI Surakarta resmi dimulai.
Darmasti, seorang asal ISI Surakarta, mengatakan dirinya sebelum mengikuti gelaran menari 24 jam nonstop melakukan persiapan matang, antara lain, berolah raga, persiapan fisik, mental, dan selalu menjaga kesehatan agar tetap prima.
I Nyoman Agus Triyuda, penari asal Bali, mengatakan dirinya merasa bangga dipercaya ikut menari 24 jam nonstop di Solo. Dirinya akan menampilkan dua karya tarian daerah asal Bali.