Magelang (ANTARA) - Mahasiswa semester VI Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa) menjalani uji praktik ternak besar, Senin (29/4).

Didampingi oleh Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dan Tenaga Teknis Laboratorium Ternak Besar, mahasiswa melakukan empat pos ujian yaitu sanitasi dan memandikan sapi, memeriksa dan menyiapkan peralatan pemerahan, melakukan proses pemerahan, dan penghitungan berat jenis susu.

Sapi menghasilkan sekitar 50 persen kebutuhan daging di dunia, 95 persen kebutuhan susu, dan 85 persen kebutuhan kulit. Air susu yang berasal dari sapi bermanfaat bagi anak sapi maupun manusia. 

Tak hanya kandang, sanitasi juga perlu dilakukan pada sapi, agar higienitas dari susu yang dihasilkan dapat terjaga. 

"Mahasiswa dituntut tidak hanya bisa memelihara sapi, tapi juga dapat menjaga kualitas dan kebersihan sapi. Oleh karena itu, mata ujian kali ini dumasukkan uji praktik sanitasi pada sapi," kata drh. Dias APrita, M.Sc, salah seorang PLP yang mendampingi dan menilai ujian praktik mahasiswa.

Setelah pos sanitasi sapi, mahasiswa juga diuji mengenali dan menyiapkan peralatan pemerahan hingga proses pemerahan susu sapi. 

"Jika selama ini mahasiswa hanya membantu tenaga teknis dalam pemerahan sapi, ujian kali ini mahasiswa juga dituntut untuk memerah sapi, dengan cara yang benar. Mahasiswa juga harus dapat melakukan perhitungan berat jenis susu yang dihasilkan," lanjut Didik Haryono, S.ST, PLP, petugas yang mendampingi ujian praktik mahasiswa pada mata ujian Produksi Ternak Besar kali ini.

Susu memiliki berat jenis 1,028, untuk mengukurnya digunakan alat laktodensimeter. Keragaman berat jenis susu disebabkan kandungan air, kandungan laktosa, lemak, dan mineral. 

Kandungan air yang tinggi menyebabkan BJ susu juga tinggi. Menurut SNI berat jenis 1,028 merupakan angka minimal yang diukur pada suhu 27,50 C. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah.
 

Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024