Kudus (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berhasil mengembangkan 10 inovasi pelayanan administrasi kependudukan yang bertujuan mempercepat pelayanan administrasi kependudukan.

Menurut Kabid Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Kudus Ahmad Sofyan di Kudus, Senin, pembentukan inovasi pelayanan administrasi kependudukan itu dimulai sejak tahun 2016.

Adapun program pertama yang dibentuk, yakni program "si buah hati lahir pulang membawa akta kelahiran dan kartu keluarga" atau "sibulang mahir".

Dalam menjalankan program tersebut, Pemkab Kudus menjalin kerja sama dengan seluruh rumah sakit dan Puskesmas di seluruh Kabupaten Kudus.

Program lainnya, yakni program "wassalam" yang merupakan program pelayanan pembuatan akta kematian yang bisa diurus dalam waktu sehari.

"Paket tersebut terdapat tiga paket, yakni paket pertama mendapatkan akta kematian, kartu keluarga serta paket kedua mendapatkan akta kematian, kartu keluarga dan KTP elektronik suami atau istri ahli waris serta paket terakhir mendapatkan akta kelahiran, kartu indentitas anak dan kartu keluarga," ujarnya.

Untuk paket ketiga tersebut, baru dilayani mulai tahun 2019, seiring dengan pengajuan penganggaran untuk program kartu identitas anak.

Inovasi lainnya, yakni sedekah pelayanan, jemput bola keliling pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil atau Jempol Dukcapil, untuk anak sekolah (Uas) Dukcapil, program aplikasi Dukcapil Kudus, telepunan Dukcapil, delivery order, adminduk service of the month dan rumah paman capil.

Dari 10 inovasi pelayanan administrasi kependudukan tersebut, paling banyak dibuat tahun 2017 tercatat ada enam inovasi, selebihnya dibuat tahun 2016.

"Kami tentu akan berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Jika memang ada inovasi baru yang perlu dibuat tentunya akan diupayakan demi pelayanan masyarakat," ujarnya.

Masyarakat di Kabupaten Kudus juga merasakan manfaat dari sejumlah inovasi tersebut, salah satunya "sibulang mahir" karena lahir di rumah sakit manapun saat pulang usai persalinan sudah bisa membawa pulang akta kelahiran.

Kabid Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno mengungkapkan hampir semua pasien bersalin di RSUD Kuuds memanfaatkan program "sibulang mahir".

Terlebih lagi, kata dia, dari Disdukcapil Kudus juga memiliki petugas yang siap melayani pasien persalinan untuk mengurus akta kelahiran.

Jumlah pasien persalinan setiap harinya, kata dia, berkisar tiga hingga lima orang.

"Hanya saja, mereka tidak saja dari Kabupaten Kudus, melainkan ada pula yang berasal dari luar daerah, seperti Kabupaten Demak," ujarnya.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024