Boyolali (ANTARA) - Tidak ada guguran lava pijar dari Gunung Merapi yang terpantau secara visual dari Pos Pengamatan Gunung Merapi, di Desa Jrakah, Selo, Kabupaten Boyolali, hingga Minggu malam, karena situasi hujan, mendung, dan berkabut.
 
Petugas jaga Pos Pengamatan Merapi Desa Jrakah Tri Mujianto di Boyolali, Minggu, mengatakan berdasarkan hasil laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, tidak ada guguran lava yang terpantau secara visual, karena cuaca hujan, mendung, dan berkabut.

"Puncak Merapi tidak terpantau adanya guguran lava, karena kondisi mendung dan berkabut hingga sekarang. Status Merapi masih waspada sejak, 21 Mei 2018 hingga sekarang," katanya.
 
Masyarakat di lereng Gunung Merapi atau daerah kawasan rawan bencana (KRB), khususnya di wilayah Boyolali, tetap beraktivitas seperti biasa, antara lain berladang sayuran.  

Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, sebelumnya mengatakan luncuran lava pijar dari puncak Merapi sering terjadi, tetapi aktivitas vulkanik sejauh ini, masih lemah dan  aman.

Aktivitas Merapi sudah memasuki fase pembentukan awan panas guguran lava hingga sekarang masih berlangsung seperti itu, dengan instensitas yang rendah sehingga tidak membahayakan masyarakat di pemukiman lereng Merapi.

Menurut dia, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa di ladangnya. 

Guguran lava pijar dari puncak Gunung Merapi sudah terjadi sejak 29 Januari 2019 hingga sekarang. Fase aktivitas efusif ini, terhitung cukup panjang karena sudah hampir satu bulan terakhir ini.

"Merapi selama aktivitasnya masih kecil, tidak masalah, dan kita cukup menikmati dari jarak aman," katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau warga tetap waspada terhadap aktivitas Merapi dalam jarak aman, sehingga tidak perlu khawatir. Aktivitas Merapi berupa erupsi dengan kondisi seperti itu bisa menjadi hiburan bukan ketakutan. 
 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024