Semarang (ANTARA) -
Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana menilai figur yang berkompetisi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 lebih menjual ketimbang partai politik pengusung/pendukung pasangan calon.
"Ada pengaruhnya tetapi tidak signifikan karena pada pilpres, figur itu lebih menjual," kata Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Sabtu petang.
Dilihat dari sisi komunikasi, lanjut Gunawan, partai pendukung lebih diuntungkan karena ter-"back up" figur capres dan cawapres.
"Tentu yang paling untung parpol tempat capres bernaung," kata Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.
Terkait dengan penetapan anggota DPR RI Muhammad Romahurmuziy yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) sebagai tersangka oleh KPK, menurut Gunawan, dari sisi komunikasi ada dua cara pandang, yaitu bisa merugikan namun dampaknya spontan, sebentar, dan tidak besar.
Sebaliknya, kata pakar komunikasi ini, justru bisa menjadi media promosi terkait dengan kesan tidak adanya intervensi yang selama ini sering dituduhkan soal netralitas KPK dan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas. Hal ini terbantahkan dengan adanya kasus Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy.
Sebelumnya, KPK telah meningkatkan status penanganan perkara ke tingkat penyidikan dengan menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yakni sebagai penerima anggota DPR periode 2014 s.d.2019 Muhammad Romahurmuziy (RMY).
Sementara itu, diduga sebagai pemberi adalah Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi (MFQ) dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin (HRS).
Dalam perkara ini, diduga Rommy bersama-sama dengan pihak Kemenag RI menerima suap untuk memengaruhi hasil seleksi jabatan pimpinan tinggi di Kemenag RI, yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Total uang yang diamankan tim KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/3), sebanyak Rp156.758.000,00.
Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana menilai figur yang berkompetisi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2019 lebih menjual ketimbang partai politik pengusung/pendukung pasangan calon.
"Ada pengaruhnya tetapi tidak signifikan karena pada pilpres, figur itu lebih menjual," kata Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si. di Semarang, Sabtu petang.
Dilihat dari sisi komunikasi, lanjut Gunawan, partai pendukung lebih diuntungkan karena ter-"back up" figur capres dan cawapres.
"Tentu yang paling untung parpol tempat capres bernaung," kata Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.
Terkait dengan penetapan anggota DPR RI Muhammad Romahurmuziy yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) sebagai tersangka oleh KPK, menurut Gunawan, dari sisi komunikasi ada dua cara pandang, yaitu bisa merugikan namun dampaknya spontan, sebentar, dan tidak besar.
Sebaliknya, kata pakar komunikasi ini, justru bisa menjadi media promosi terkait dengan kesan tidak adanya intervensi yang selama ini sering dituduhkan soal netralitas KPK dan hukum tajam ke bawah tumpul ke atas. Hal ini terbantahkan dengan adanya kasus Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy.
Sebelumnya, KPK telah meningkatkan status penanganan perkara ke tingkat penyidikan dengan menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yakni sebagai penerima anggota DPR periode 2014 s.d.2019 Muhammad Romahurmuziy (RMY).
Sementara itu, diduga sebagai pemberi adalah Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi (MFQ) dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin (HRS).
Dalam perkara ini, diduga Rommy bersama-sama dengan pihak Kemenag RI menerima suap untuk memengaruhi hasil seleksi jabatan pimpinan tinggi di Kemenag RI, yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Total uang yang diamankan tim KPK dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/3), sebanyak Rp156.758.000,00.