Wonosobo (ANTARA) - Desa Kalimendong, Leksono, Kabupaten Wonosobo maju lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) tingkat nasional tahun 2019, setelah sebelumnya menjadi juara lomba yang sama tingkat Provinsi Jateng, kata Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo.
"Desa Kalimendong berpeluang besar tampil sebagai yang terbaik dalam lomba LBS tingkat nasional tahun 2019," katanya usai penyambutan tim penilai lomba LBS tingkat nasional di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Selasa.
Ia menuturkan Desa Kalimendong memang sudah memiliki kebiasaan baik, yaitu adanya kesadaran warga untuk bergotong-royong menjaga kebersihan lingkungan, sehingga ada atau tidak ada lomba mereka tetap bahu-membahu membersihkan lingkungan.
Ia optimistis Desa Kalimendong yang didaulat menjadi wakil Provinsi Jawa Tengah di lomba LBS 2019 akan mampu tampil sebagai yang terbaik di tingkat nasional.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo Fairuz Eko Purnomo menuturkan Desa Kalimendong sebagai desa percontohan bagi desa-desa lainnya, tidak hanya di Wonosobo, bahkan bisa menjadi referensi bagi desa di seluruh Indonesia.
"Tidak mudah menumbuhkan kesadaran di kalangan masyarakat untuk saling mengingatkan pentingnya lingkungan bersih dan sehat di sekitar mereka," katanya.
Ia menuturkan dengan kesungguhan para pemangku kepentingan di desa serta komitmen bersama seluruh warga Kalimendong sukses menarik hati siapa pun yang berkunjung.
Ia mengatakan desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Wonosobo ini pernah pula menyabet predikat juara pada lomba hutan rakyat nasional, sehingga dirinya lebih percaya diri kesuksesan itu bakal berlanjut pada lomba LBS.
Kepala Desa Kalimendong Sugito mengatakan kebiasaan warga dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan hal biasa.
"Pada dasarnya kebiasaan warga ini merupakan imbas dari pembentukan budaya hidup bersih yang sudah berlangsung cukup lama sehingga kami tidak lagi merasa terbebani ketika mesti mengikuti lomba LBS ini, baik di tingkat provinsi atau sampai ke tingkat nasional ini," katanya.
Ia menyampaikan tidak ada persiapan khusus dalam rangka menyambut tim penilai, karena hari-hari biasa memang warga sudah sepenuhnya menyadari kewajiban mereka terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Masalah kebersihan ini sudah menjadi kebutuhan pokok warga Desa Kalimendong sehingga kalau pun nanti dalam lomba tidak juara, saya meyakini warga tidak akan kendur dengan kebiasaan positif menjaga lingkungan," katanya.
Sugito mengaku ingin mengawal komitmen warga untuk terus membudayakan gotong-royong dan hidup bersih, karena dengan kebersihan tentu kesehatan warga juga akan lebih terjaga.
"Desa Kalimendong berpeluang besar tampil sebagai yang terbaik dalam lomba LBS tingkat nasional tahun 2019," katanya usai penyambutan tim penilai lomba LBS tingkat nasional di Pendopo Kabupaten Wonosobo, Selasa.
Ia menuturkan Desa Kalimendong memang sudah memiliki kebiasaan baik, yaitu adanya kesadaran warga untuk bergotong-royong menjaga kebersihan lingkungan, sehingga ada atau tidak ada lomba mereka tetap bahu-membahu membersihkan lingkungan.
Ia optimistis Desa Kalimendong yang didaulat menjadi wakil Provinsi Jawa Tengah di lomba LBS 2019 akan mampu tampil sebagai yang terbaik di tingkat nasional.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo Fairuz Eko Purnomo menuturkan Desa Kalimendong sebagai desa percontohan bagi desa-desa lainnya, tidak hanya di Wonosobo, bahkan bisa menjadi referensi bagi desa di seluruh Indonesia.
"Tidak mudah menumbuhkan kesadaran di kalangan masyarakat untuk saling mengingatkan pentingnya lingkungan bersih dan sehat di sekitar mereka," katanya.
Ia menuturkan dengan kesungguhan para pemangku kepentingan di desa serta komitmen bersama seluruh warga Kalimendong sukses menarik hati siapa pun yang berkunjung.
Ia mengatakan desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Wonosobo ini pernah pula menyabet predikat juara pada lomba hutan rakyat nasional, sehingga dirinya lebih percaya diri kesuksesan itu bakal berlanjut pada lomba LBS.
Kepala Desa Kalimendong Sugito mengatakan kebiasaan warga dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan hal biasa.
"Pada dasarnya kebiasaan warga ini merupakan imbas dari pembentukan budaya hidup bersih yang sudah berlangsung cukup lama sehingga kami tidak lagi merasa terbebani ketika mesti mengikuti lomba LBS ini, baik di tingkat provinsi atau sampai ke tingkat nasional ini," katanya.
Ia menyampaikan tidak ada persiapan khusus dalam rangka menyambut tim penilai, karena hari-hari biasa memang warga sudah sepenuhnya menyadari kewajiban mereka terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Masalah kebersihan ini sudah menjadi kebutuhan pokok warga Desa Kalimendong sehingga kalau pun nanti dalam lomba tidak juara, saya meyakini warga tidak akan kendur dengan kebiasaan positif menjaga lingkungan," katanya.
Sugito mengaku ingin mengawal komitmen warga untuk terus membudayakan gotong-royong dan hidup bersih, karena dengan kebersihan tentu kesehatan warga juga akan lebih terjaga.