Magelang (ANTARA) - Kelurahan Jurangombo, Kota Magelang, Jawa Tengah nomine lomba Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS) 2019 tingkat nasional, terutama karena kekuatan semangat gotong royong warga dalam mewujudkan budaya hidup bersih, kata Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina.
"Ini kehormatan luar biasa bagi Kota Magelang bisa masuk nomine LBS tingkat nasional, mudah-mudahan masyarakat Jurangombo Utara sudah siap," ujarnya di sela-sela menerima kedatangan Tim verifikasi LBS tingkat nasional di Kebun Bibit Senopati Kota Magelang, Selasa.
Ia juga mengatakan selama ini warga kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu memiliki semangat gotong royong, terutama dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat.
Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan pencapaian Piala Adipura selama 10 tahun berturut-turut.
Ia menyebut Kelurahan Jurangombo Utara sebelumnya meraih juara pertama lomba LBS tingkat Provinsi Jawa Tengah dan selanjutnya maju ke tingkat nasional.
"Tentu potensi atau kelebihan di kelurahan ini karena masyarakat yang luar biasa. Program yang ada seperti bank sampah yang aktif, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan tidak ada lagi masyarakat yang BAB (Buang Air Besar) sembarangan," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Hingga saat ini, Pemkot Magelang terus mendorong warga untuk memperkuat penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Anggota Tim Verifikasi LBS Nasional dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Trisno Subarkah mengatakan Kelurahan Jurangombo Utara masuk enam besar nomine lomba LBS 2019 tingkat nasional, setelah melalui tahapan bedah dokumen mulai dari tingkat kelurahan, provinsi, sampai nasional.
"Fokus penilaian lomba ini pada kesehatan lingkungan, terutama di pemukiman Jurangombo Utara ini. Misalnya, tidak ada lagi yang BAB sembarangan, kebiasaan masyarakat cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga," katanya.
Lima kota lainnya di Indonesia nomine lomba LBS nasional, antara lain Kota Banjar (Jawa Barat), Denpasar (Bali), dan Bukittinggi (Sumatera Barat), sedangkan tim verifikasi terdiri atas verifikator lintas sektor mulai dari Kemenkes, Kemendagri, TP PKK, dan BKKBN.
Ia mengakui bahwa perilaku masyarakat menjadi kendala tersendiri di setiap daerah untuk bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Pengarah Kelompok Kerja Kesehatan Lingkungan Kota Magelang Wulandari mengatakan semangat yang kuat masyarakat Jurangombo Utara, terutama dalam gerakan pengurangan sampah.
Ia menyebut semua kader PKK hingga lansia berperan aktif menjaga kesehatan lingkungan masing-masing.
"Semua kader PKK, tidak peduli dari kalangan PNS, guru, sampai lansia, bergerak mengurangi sampah. Modalnya PKK itu semangat, gerakan bareng kurangi sampah, di tangan ibu-ibu pasti biasa. Kami nggak lihat latar belakang pendidikan," katanya.
Gerakan mereka, kata Wulandari yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Pemkot Magelang itu, seperti daur ulang sampah, pembuatan aneka tas yang layak jual, bank sampah, pembuatan kompos, dan pemilahan sampah rumah tangga.
Ia mengatakan hasil daur ulang sampah itu sering diikutkan dalam berbagai pameran dan sosialisasi. (hms)
"Ini kehormatan luar biasa bagi Kota Magelang bisa masuk nomine LBS tingkat nasional, mudah-mudahan masyarakat Jurangombo Utara sudah siap," ujarnya di sela-sela menerima kedatangan Tim verifikasi LBS tingkat nasional di Kebun Bibit Senopati Kota Magelang, Selasa.
Ia juga mengatakan selama ini warga kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu memiliki semangat gotong royong, terutama dalam membangun budaya hidup bersih dan sehat.
Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan pencapaian Piala Adipura selama 10 tahun berturut-turut.
Ia menyebut Kelurahan Jurangombo Utara sebelumnya meraih juara pertama lomba LBS tingkat Provinsi Jawa Tengah dan selanjutnya maju ke tingkat nasional.
"Tentu potensi atau kelebihan di kelurahan ini karena masyarakat yang luar biasa. Program yang ada seperti bank sampah yang aktif, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), dan tidak ada lagi masyarakat yang BAB (Buang Air Besar) sembarangan," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Hingga saat ini, Pemkot Magelang terus mendorong warga untuk memperkuat penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Anggota Tim Verifikasi LBS Nasional dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Trisno Subarkah mengatakan Kelurahan Jurangombo Utara masuk enam besar nomine lomba LBS 2019 tingkat nasional, setelah melalui tahapan bedah dokumen mulai dari tingkat kelurahan, provinsi, sampai nasional.
"Fokus penilaian lomba ini pada kesehatan lingkungan, terutama di pemukiman Jurangombo Utara ini. Misalnya, tidak ada lagi yang BAB sembarangan, kebiasaan masyarakat cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum, pengelolaan sampah dan air limbah rumah tangga," katanya.
Lima kota lainnya di Indonesia nomine lomba LBS nasional, antara lain Kota Banjar (Jawa Barat), Denpasar (Bali), dan Bukittinggi (Sumatera Barat), sedangkan tim verifikasi terdiri atas verifikator lintas sektor mulai dari Kemenkes, Kemendagri, TP PKK, dan BKKBN.
Ia mengakui bahwa perilaku masyarakat menjadi kendala tersendiri di setiap daerah untuk bisa menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Pengarah Kelompok Kerja Kesehatan Lingkungan Kota Magelang Wulandari mengatakan semangat yang kuat masyarakat Jurangombo Utara, terutama dalam gerakan pengurangan sampah.
Ia menyebut semua kader PKK hingga lansia berperan aktif menjaga kesehatan lingkungan masing-masing.
"Semua kader PKK, tidak peduli dari kalangan PNS, guru, sampai lansia, bergerak mengurangi sampah. Modalnya PKK itu semangat, gerakan bareng kurangi sampah, di tangan ibu-ibu pasti biasa. Kami nggak lihat latar belakang pendidikan," katanya.
Gerakan mereka, kata Wulandari yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Pemkot Magelang itu, seperti daur ulang sampah, pembuatan aneka tas yang layak jual, bank sampah, pembuatan kompos, dan pemilahan sampah rumah tangga.
Ia mengatakan hasil daur ulang sampah itu sering diikutkan dalam berbagai pameran dan sosialisasi. (hms)