Klaten (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan koordinasi lintas provinsi terkait antisipasi banjir yang terjadi di Kabupaten Klaten.

"Jangka panjangnya akan dibicarakan antarprovinsi karena sebagian air ini kiriman dari Gunungkidul, DIY," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Tengah Sri Puryono di sela tinjauannya di Kabupaten Klaten, Kamis.

Ia mengatakan untuk banjir yang terjadi di hulu tersebut nantinya akan dicari solusi, di antaranya normalisasi sungai, tanggul sungai, dan perbaikan secara vegetatif hulu.

"Selain itu, resapan air harus dibuat yang bagus, baik itu melalui tanaman dan keberadaan dam-dam pengendali agar tidak langsung ke sini airnya," katanya.

Ia berharap, dengan langkah-langkah antisipasi tersebut ke depan banjir yang mengenai empat kecamatan di Kabupaten Klaten, yaitu Cawas, Wedi, Bayat, dan Trucuk tidak lagi terjadi.

"Memang selama ini koordinasi lintas provinsi belum dilakukan, sehingga dalam waktu dekat ini akan segera kami tindak lanjuti," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten Nur Tjahjono Suharto mengatakan selain karena hujan yang mengguyur Kabupaten Klaten sejak Rabu (6/3) siang, banjir juga karena dampak meluapnya Kali Dengkeng di mana airnya kiriman dari Gunungkidul.

"Selain banjir, hujan ini juga mengakibatkan tanah longsor di Paseban, Kecamatan Bayat. Akibatnya ada sembilan kepala keluarga yang harus diungsikan," katanya.

Pantauan di lapangan, hingga Kamis siang luapan air dari sejumlah anak sungai dan selokan menggenangi areal persawahan di kanan kiri Jalan Pedan-Cawas.

Selain itu, beberapa rumah warga juga terkena dampak dari banjir, adapun ketinggian air yang masuk ke rumah warga sampai di atas lutut orang dewasa.

Berdasarkan data dari BPBD Klaten, sejumlah areal persawahan yang terdampak banjir di antaranya tanaman padi umur 90-100 hari di Desa Mlese seluas tiga hektare, tanaman padi umur satu bulan di Desa Gesikan seluas tujuh hektare, dan tanaman padi umur 30-110 hari di Desa Kragilan seluas 15 hektare.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024