Blora (Antaranews Jateng) - Kementerian Pertanian memfasilitasi kerja sama antara petani jagung di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dengan peternak ayam untuk menyerap jagung hasil panen petani setempat sebagai bahan baku untuk membuat pakan ayam.
     
"Kehadiran kami dalam acara panen raya jagung di Blora ini, ditugaskan langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mengawal dan menjembatani kerja sama pemanfaatan jagung hasil panen raya petani oleh peternak ayam, melalui peran Perum Bulog di tengahnya," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita saat menghadiri panen raya tanaman jagung di kawasan hutan milik Perhutani Resort Pemangku Hutan (RPH) Kalisari Jati Gong Desa Jatiklampok, Kecamatan Banjarejo, Blora, Selasa. 

Menurut dia, petani maupun peternak ayak harus dibina, sedangkan pemerintah harus ikut hadir untuk mengayomi keduanya.

Komoditas jagung, kata dia, merupakan komponen penting karena berkontribusi sekitar 40-50 persen dalam formulasi pakan, sehingga menurutnya ketersediaan jagung sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha peternakan.

Berdasarkan data prognosa jagung tahun 2018 dari Badan Ketahanan Pangan, disebutkan bahwa total penggunaan jagung di Indonesia sebesar 15,58 juta ton dan sekitar 66,1 persen atau 10,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan industri pakan dan peternak ayam petelur (layer) mandiri. 

I Ketut menuturkan jika produksi pakan tahun 2018 sekitar 19,4 juta ton, maka setidaknya dibutuhkan jagung 7,8 juta ton untuk industri pakan ditambah 2,5 juta ton untuk peternak mandiri.            
Sementara pada tahun 2019, industri pakan memerlukan 8,59 juta ton dan peternak mandiri 2,9 juta ton. 

Hal itu, lanjut dia, dapat menjadi pendorong bagi berkembangnya agribisnis jagung di Indonesia dalam rangka peningkatan produksi dan kesejahteraan petani sekaligus sebagai motor penggerak pembangunan di pedesaan.

Kabupaten Blora merupakan salah satu sentra jagung Jawa Tengah dan menjadi terbesar kedua setelah Kabupaten Grobogan. 

Dengan panen jagung ini, I Ketut Diarmita berharap para petani dapat menyuplai kebutuhan jagung bagi peternak tidak hanya yang berada di wilayah Blora, namun juga kabupaten lainnya. 

I Ketut berharap petani jagung dan peternak ayam mandiri dapat menikmati masa panen raya jagung melalui mekanisme distribusi dan tata niaga yang baik. 

Pada kesempatan tersebut, Dirjen PKH I Ketut Diarmita juga mempertemukan langsung peternak ayam mandiri Solo dengan petani jagung Blora. 

"Ini langkah konkret memberi kepastian pasar kepada petani dan peternak yang diwujudkan dalam kesepakatan kerja sama penyerapan jagung antar kedua belah pihak," ujarnya.           

Kesepakatan pembelian jagung petani oleh peternak, kata dia, dibantu Perum Bulog yang berada di tengahnya untuk mengatur penyerapan jagung dan pasokan dari Blora ke Solo.

Solo sebagai salah satu sentra ternak ayam petelur di Tanah Air, membutuhkan komoditas jagung sebagai bahan pakan sangat tinggi.

Untuk itu, I Ketut Diarmita mengharapkan saat panen raya seperti sekarang harga jagung di tingkat petani tetap terjaga dan tidak turun drastis sehingga petani mendapatkan keuntungan, sedangkan peternak mendapatkan harga yang wajar.

Adapun dasar aturan yang digunakan sebagai pedoman untuk penetapan harga jagung adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 96/2018 tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Petani Dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen. 

Dalam Permendag tersebut, harga pembelian jagung di tingkat petani dengan kadar air 15 persen sebesar Rp3.150 per kilogram, dan harga acuan penjualan di industri pengguna atau sebagai pakan ternak sebesar Rp4.000/kg. 

Pada acara tersebut, dilakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama antara petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan), para perusahaan pabrik pakan (feed meal), peternak ayam petelur (layer) mandiri yang disaksikan oleh Satgas Pangan dan Bulog Divre Jateng. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024