Magelang (Antaranews Jateng) - Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengintensifkan pembersihan batuan candi dari lumut yang menempel pada saat musim hujan seperti sekarang untuk menjaga kelestarian candi, kata Kepala Seksi Konservasi BKB, Yudi Suharsono.
Yudi di Magelang, Jumat, mengatakan pada musim hujan, kondisi batuan candi lembab sehingga pertumbuhan mikroorganisme, seperti gangga dan lumut lebih cepat sehingga harus batuan candi harus dibersihkan.
"Kalau musim kemarau lumut yang menempel batu candi akan mati karena kondisinya kering atau panas, tidak seperti musim hujan akan tumbuh subur kalau (batuannya) tidak dibersihkan," katanya.
Ia menuturkan lumut yang menempel batu candi itu kalau dibiarkan dapat merusak batuan candi, apalagi kalau ada reliefnya maka relief bisa rusak.
Ia menyampaikan pada musim hujan seperti sekarang petugas Balai Konservasi Borobudur selalu menghilangkan lumut yang menempel di batu candi, baik di Candi Borobudur, Candi Pawon, maupun Candi Mendut.
Menurut dia ada dua cara untuk membersihkan dinding atau batuan candi dari lumut, yakni menggunakan alat manual dan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
"Penggunaan air bertekanan khusus untuk batu-batu polos, sedangkan untuk batu yang ada reliefnya menggunakan alat manual seperi sikat dari ijuk, sapu lidi pendek, dan kuas," katanya.
Ia menuturkan pembersihan menggunakan alat manual juga harus dilakukan pelan-pelan agar tidak merusak relief.
"Pembersihan lumut tidak boleh menggunakan benda keras seperti sikat dari kawat karena justru dapat merusak batu," katanya.
Salah satu juru pelihara Candi Pawon, Tauhid, mengatakan pada musim hujan seperti sekarang harus rutin membersihkan batuan candi dari lumut untuk menjaga kelestarian candi.
"Kalau musim hujan, hampir setiap hari membersihkan batuan candi dari lumut. Kami terus memutar mengelilingi candi di mana tumbuh lumut, batuannya harus dibersihkan," katanya.
Yudi di Magelang, Jumat, mengatakan pada musim hujan, kondisi batuan candi lembab sehingga pertumbuhan mikroorganisme, seperti gangga dan lumut lebih cepat sehingga harus batuan candi harus dibersihkan.
"Kalau musim kemarau lumut yang menempel batu candi akan mati karena kondisinya kering atau panas, tidak seperti musim hujan akan tumbuh subur kalau (batuannya) tidak dibersihkan," katanya.
Ia menuturkan lumut yang menempel batu candi itu kalau dibiarkan dapat merusak batuan candi, apalagi kalau ada reliefnya maka relief bisa rusak.
Ia menyampaikan pada musim hujan seperti sekarang petugas Balai Konservasi Borobudur selalu menghilangkan lumut yang menempel di batu candi, baik di Candi Borobudur, Candi Pawon, maupun Candi Mendut.
Menurut dia ada dua cara untuk membersihkan dinding atau batuan candi dari lumut, yakni menggunakan alat manual dan menyemprotkan air bertekanan tinggi.
"Penggunaan air bertekanan khusus untuk batu-batu polos, sedangkan untuk batu yang ada reliefnya menggunakan alat manual seperi sikat dari ijuk, sapu lidi pendek, dan kuas," katanya.
Ia menuturkan pembersihan menggunakan alat manual juga harus dilakukan pelan-pelan agar tidak merusak relief.
"Pembersihan lumut tidak boleh menggunakan benda keras seperti sikat dari kawat karena justru dapat merusak batu," katanya.
Salah satu juru pelihara Candi Pawon, Tauhid, mengatakan pada musim hujan seperti sekarang harus rutin membersihkan batuan candi dari lumut untuk menjaga kelestarian candi.
"Kalau musim hujan, hampir setiap hari membersihkan batuan candi dari lumut. Kami terus memutar mengelilingi candi di mana tumbuh lumut, batuannya harus dibersihkan," katanya.