Purwokerto (Antaranews Jateng) - Petani di Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diimbau mewaspadai penyakit hawar daun bakteri karena dikhawatirkan dapat menurunkan produktivitas pertanian.

"Waspadai penyakit hawar daun bakteri atau yang terkenal di kalangan petani sini dengan nama penyakit kresek," kata Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan-Pengamat Hama Penyakit wilayah Kecamatan Sumbang dan Kembaran, Kabupaten Banyumas Chrisna tri daya nur Ahmad di Banyumas, Rabu.

Walaupun penyakit ini jarang sekali menyebabkan puso atau gagal panen, kata dia, tetapi dapat menurunkan hasil panen secara signifikan, apalagi jika menyerang pada daun bendera saat fase generatif.

Dia menyebutkan, penyebab penyakit hawar daun tersebut adalah bakteri xanthomonas oryzae yang merupakan jenis penyakit tular benih dan penyebarannya biasanya karena drainase air yang buruk.

"Ciri-ciri tanaman yang terkena bakteri adalah daunnya berwarna kuning kemerahan, dimulai dari tepi daun dan lama kelamaan menyebar ke seluruh daun dan akhirnya mengering," katanya.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh petani untuk mengantisipasi penyakit hawar daun bakteri adalah melakukan sanitasi lingkungan dan pengaturan air pada petakan.

"Selain itu lakukan pemupukan berimbang dengan penggunaan pupuk nitrogen atau pupuk urea yang biasa dipakai petani dengan jumlah yang tidak berlebihan serta penyemprotan menggunakan agensia hayati seperti bakteri Paenibacillus Polymixa," katanya.

Nantinya bakteri Paenibacillus disemprotkan pada padi saat tanaman berusia 14, 28 dan 42 hari setelah tanam.

"Bisa juga digunakan pada saat awal yaitu untuk perendaman benih padi sebelum disebar," katanya.

Kendati demikian, kata dia, jika memang harus menggunakan pestisida kimia maka bisa digunakan bakterisida kimia yang dianjurkan terutama untuk tanaman padi.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024