Semarang (Antaranews Jateng) - Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah menerapkan modul baru yang lebih menitikberatkan praktik bagi peserta.

Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS di hadapan pengajar SJI di Gedung Pers Kota Semarang, Rabu, menjelaskan porsi untuk praktik sekitar 70 persen, sedangkan sisanya teori ringkas yang diajarkan oleh praktisi jurnalistik.

Materi baru juga akan disampaikan kepada peserta, yakni penulisan pendapat hukum (legal opinion) yang melibatkan dosen dan praktisi hukum berpengalaman serta wartawan senior PWI Jateng.

Modul baru tersebut akan diberikan pada sekitar 200 peserta mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang yang terbagi dua gelombang.

Gelombang pertama akan diikuti sekitar 100 peserta pada 15,16,17 Februari 2019 di Kampus Unissula. Jadwal gelombang kedua segera menyusul dengan jumlah peserta relatif sama. 

Bagi Unissula, SJI ini merupakan angkatan VII. Selain di Unisuula, PWI Jateng sebelumnya juga menyelenggarakan SJI di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Jateng, antara lain, Universitas Islam Negeri Wali Songo Semarang, Universitas Pancasakti Tegal, dan Unsyiq Wonosobo.

Amir Mahmud menjelaskan pentingnya perubahan modul tersebut karena  berdasarkan evaluasi penyelenggaraan SJI sebelumnya, hanya sekitar 10 persen peserta yang benar-benar berminat di bidang jurnalistik.

Akan tetapi, karena kemampuan menulis merupakan salah satu bidang yang juga harus dikuasai oleh lulusan fakultas hukum maka pendekatannya diubah pada penekanan kemampuan menulis artikel dan opini hukum.

Dosen FH Unissula yang juga praktisi hukum Dr. Jawade Hafiz, SH di tempat sama mengakui pentingnya membekali mahasiswa dengan kemampuan menulis sehingga pihaknya terus melanjutkan kerja sama dengan PWI Jateng.

Ketua SJI PWI Jateng Solikun menyatakan pada angkatan VII dan selanjutkan peserta akan fokus dibekali teori dan praktik penulisan artikel populer dan menulis pendapat hukum.

"Kalau angkatan sebelumnya satu kelas berisi 80-an peserta diampu oleh satu, pada modul baru tersebut 10 peserta diampu oleh dua dosen," katanya.

Dengan penerapan modul baru tersebut, Solikun optimistis ouput yang dihasilkan bakal lebih berkualitas. 

 

Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024