Semarang (Antaranews Jateng) - Sekitar 125 pedagang kaki lima (PKL) Karangtempel di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) melakukan "boyongan" ke Pasar Klithikan Penggaron atau Pasar Barito Baru Semarang, Jawa Tengah.

Prosesi "boyongan" diawali dengan seremonial di depan Kantor Kecamatan Semarang Timur, Kamis, dilanjutkan dengan pemecahan kendi oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto.

Sebagian barang milik pedagang diangkut menggunakan truk satuan polisi pamong praja (PP) dengan pengawalan kepolisian dan Dinas Perhubungan Kota Semarang menuju tempat relokasi.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengapresiasi kesadaran PKL Karangtempel yang bersedia pindah ke tempat relokasi yang sudah disediakan Pemerintah Kota Semarang.

Diakuinya, relokasi PKL harus dilakukan dari bantaran Sungai BKT karena sedang dinormalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengatasi rob dan banjir.

"Dengan kepindahan PKL Karangtempel ini, mereka yang masih belum pindah akan mengetahui kalau pasar ini (Pasar Klithikan Penggaron, red.) sudah semakin penuh pedagang," katanya.

Artinya, kata dia, semakin meningkatkan kemauan pedagang untuk menempati lapak-lapak yang sudah disediakan di Pasar Klithikan Penggaron agar lebih ramai dikunjungi banyak pembeli.

"Kami hanya mengatur ke sini (relokasi, red.), sementara pembangunan lapaknya swadaya atau mandiri oleh pedagang. Mereka dikasih tempat, silakan diperbaiki, secara pribadi," katanya.

Meski demikian, Fajar mengatakan pemerintah tetap akan menjamin ketersediaan fasilitas, seperti air bersih dan listrik, serta akses jalan yang akan dikerjakan segera oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).

"Listrik, air, tanggung jawab pemerintah, termasuk jalan. Untuk jalan nanti posisinya dari Dinas PU yang buat. Yang kurang-kurang lainnya nanti dilengkapi," katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Barito Baru Suwardi mengatakan sampai sekarang ini sudah sekitar 50 persen kios yang ada di Pasar Barito Baru Semarang terisi.

Diakuinya, PKL sedikit berat menempati tempat relokasi itu karena harus membangun lapak sendiri, tetapi bagaimanapun tetap berterima kasih sudah diberikan lahan pengganti.

"Kami berharap pemerintah bisa melengkapi fasilitasnya. Akses transportasinya, kemudian kami juga minta dua ruang untuk kantor dan fasilitas MCK," kata Suwardi. 

   

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024