Pekalongan (Antaranews Jateng) - Perum Badan Urusan Logistik Subdivisi Regional Pekalongan, Jawa Tengah, akan memutus mata rantai distribusi bahan makanan dan sembako agar harga komoditas, terutama beras tetap stabil.
     
Kepala Bulog Subdivre VI Pekalongan Rasiwan di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa target Bulog akan membuka kios-kios pada 108 pasar sebagai "outlet" di seluruh pasar sebagai perwakilan dan agen Bulog dalam penyaluran bahan makanan.
     
"Upaya mengakuisisi kios di pasar merupakan langkah Bulog untuk memutus mata rantai distribusi sehingga harga yang didapatkan masyarakat bisa lebih baik. Saat ini dari 108 pasar, kami sudah membuka outlet di 64 pasar," katanya.
     
Ia mengatakan melalui akuisisi kios di pasar maka Bulog sudah memiliki kerja sama dari hulu hingga hilir. Di hulu, Bulog langsung bekerjasama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk menyerap hasil pertanian.
     
"Selama ini, pada distribusi dari Bulog hingga pada masyarakat harus melalui 3 sampai 5 mata rantai. Dengan mmemiliki kerja sama dari hulu hingga hilir maka distribusi bisa dilakukan dari Bulog langsung pada masyarakat," katanya.
     
Menurut dia, dengan sistem tersebut maka ketersediaan barang di pasaran juga akan terjamin sehingga tidak perlu dilakukan operasi pasar jika harga naik atau ketersediaan komoditas berkurang.
     
"Otomatis suplai barang ke pasar akan lebih mudah. Kami juga tidak akan merusak persaingan usaha karena harga yang diterapkan adalah mengikuti ketentuan pemerintah yaitu sesuai harga eceran tertinggi (HET)," katanya.
     
Ia berharap dengan terwujudnya sistem tersebut, maka apa yang menjadi tugas Bulog sebagai operator di lapangan dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, menjaga ketersediaan, jangkauan, dan stabilisasi harga bahan makanan dapat tercapai.
     
"Prinsipnya, jangan sampai ada pedagang yang menaikkan harga sesuka hati dan tetap pada ring HET, khususnya komoditi beras," katanya.



 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024