Boyolali (Antaranews Jateng) - Angka kemiskinan di Kabupaten Boyolali pada 2018 mencapai 11,96 persen atau sebanyak 115.833 jiwa, mengalami penurunan sekitar 0,5 persen dibanding 2017, kata Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Boyolali, Khusnul Hadi.
"Mekipun angka kemiskinan di Boyolali 2018 turun sekitar 0,5 persen, tetapi belum memenuhi jumlah yang ditargetkan yakni 1 persen," katanya di Boyolali, Kamis.
Menurut dia, belum tercapainya target penurunan kemiskinan di Boyolali dipengaruhi banyak hal, karena tidak semua program yang dilaksanakan bisa berefek langsung terhadap penurunan kemiskinan.
"Penentuan angka kemiskinan itu, hanya berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan pusat statistik (BPS) Boyolali. Survei BPS mengenai penentuan kemiskinan itu, hanya berdasarkan besarnya pengeluaran per bulan per orang," jelasnya.
Menurut dia, jika di Boyolali pengeluran per bulan per orang sekitar Rp400 ribu, misalnya dalam satu keluarga itu ada empat orang, maka pengeluaran Rp1,6 juta. Hal ini, sebenarnya sudah tidak tergolong keluarga miskin.
Karena itu, pihaknya akan menyandingkan data dari pusat dengan data lokal dengan harapan dapat mengkaver dan bisa mendorong penurunan angka kemiskinan, serta berbagai upaya strategis dilakukan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Untuk itu, terangnya pihaknya akan mengembangkan Sistem Aplikasi Penanggulanga Kemiskinan (Sinangkis). Sistem aplikasi E-Reporting itu, untuk memantau progres bulanan, untuk program kegiatan dan anggaran di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu pengentasan kemiskinan.
Menurut dia, aplikasi tersebut nantinya program kegiatan dan anggaran hingga sasaran program dapat diketahui sampai dengan titik Global Positioning System (GPS), sehingga di lokasi manapun akan dapat dipantau. Hal itu, untuk mencegah adanya ganda sasaran pengentasan kemiskinan.
Dia mengatakan pengentasan kemiskinan sesuai Rencana Pembangunan jangka menengah (RPJMD) Boyolali 2015 hingga 2021 menargetkan angka kemiskinan di Boyolali sekitar 9,5 persen. Dan, angka kemiskinan di Boyolali masih 11,96 persen.
Kendati demikian, angka kemiskinan di Boyolali dari tahun ke tahun terus menurun. Pada 2015 angka kemiskinan 12,45 persen atau sebanyak 119.970 jiwa, 2016 turun menjadi sekitar 12,09 persen atau 117.000 jiwa, 2017, dan 2018 masing-masing turun sekitarv 0,5 persen.
"Mekipun angka kemiskinan di Boyolali 2018 turun sekitar 0,5 persen, tetapi belum memenuhi jumlah yang ditargetkan yakni 1 persen," katanya di Boyolali, Kamis.
Menurut dia, belum tercapainya target penurunan kemiskinan di Boyolali dipengaruhi banyak hal, karena tidak semua program yang dilaksanakan bisa berefek langsung terhadap penurunan kemiskinan.
"Penentuan angka kemiskinan itu, hanya berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan pusat statistik (BPS) Boyolali. Survei BPS mengenai penentuan kemiskinan itu, hanya berdasarkan besarnya pengeluaran per bulan per orang," jelasnya.
Menurut dia, jika di Boyolali pengeluran per bulan per orang sekitar Rp400 ribu, misalnya dalam satu keluarga itu ada empat orang, maka pengeluaran Rp1,6 juta. Hal ini, sebenarnya sudah tidak tergolong keluarga miskin.
Karena itu, pihaknya akan menyandingkan data dari pusat dengan data lokal dengan harapan dapat mengkaver dan bisa mendorong penurunan angka kemiskinan, serta berbagai upaya strategis dilakukan untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan.
Untuk itu, terangnya pihaknya akan mengembangkan Sistem Aplikasi Penanggulanga Kemiskinan (Sinangkis). Sistem aplikasi E-Reporting itu, untuk memantau progres bulanan, untuk program kegiatan dan anggaran di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampu pengentasan kemiskinan.
Menurut dia, aplikasi tersebut nantinya program kegiatan dan anggaran hingga sasaran program dapat diketahui sampai dengan titik Global Positioning System (GPS), sehingga di lokasi manapun akan dapat dipantau. Hal itu, untuk mencegah adanya ganda sasaran pengentasan kemiskinan.
Dia mengatakan pengentasan kemiskinan sesuai Rencana Pembangunan jangka menengah (RPJMD) Boyolali 2015 hingga 2021 menargetkan angka kemiskinan di Boyolali sekitar 9,5 persen. Dan, angka kemiskinan di Boyolali masih 11,96 persen.
Kendati demikian, angka kemiskinan di Boyolali dari tahun ke tahun terus menurun. Pada 2015 angka kemiskinan 12,45 persen atau sebanyak 119.970 jiwa, 2016 turun menjadi sekitar 12,09 persen atau 117.000 jiwa, 2017, dan 2018 masing-masing turun sekitarv 0,5 persen.