Magelang (Antaranews Jateng) - Ajang Borubudur Interhash Reunion di Kota Magelang dan kawasan Borobudur pada 25-27 Oktober 2018 dapat menjadi promosi wisata di Magelang dan Jawa Tengah.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin di Magelang, Jumat, mengatakan kegiatan ini dapat menjadi promosi wisata, apalagi dihadiri peserta dari sejumlah negara.
 
"Kami harapkan para hasher dari luar negeri bisa mempromosikan keindahan kawasan Borobudur di negaranya," katanya usai melepas ratusan hasher mengikuti "red dress run" di Kota Magelang. 

Ia menuturkan sebagian dari mereka memang tertarik sekali dengan Borobudur maka ketika hast ini menggunakan Borobudur maka hal itu menjadi daya tarik yang luar biasa dan mereka mau datang.

"Harapan saya mereka juga bisa mempromosikan di negaranya dan kita tidak sekadar Candi Borobudur karena kebetulan rute yang dilewati itu ada sawah, pegunungan, dan pedesaan. Saya kira ini pemandangan yang luar biasa," katanya.

Ia mengatakan dari sisi pelestarian alam juga luar biasa karena prinsip mereka tidak boleh merusak alam, tidak boleh membuang sampah sembarangan, bahkan kalau ada sampah diambil. Ini suatu prinsip yang luar biasa tinggal dikembangkan.

Menurut dia kegiatan ini juga berdampak ekonomi bagi masyarakat Magelang.

Ia mengatakan kegiatan ini bisa dikembangkan di daerah lain, dengan catatan tempatnya sudah menjual.

"Kalau di Borobudur ini ada sawah, pedesaan, dan pegunungan, yang belum ada pantai. Kalau ada empat-empatnya akan lebih menarik, tetapi harus sesuatu yang punya nama seperti Semarang dan Solo karena kalau membangun yang baru penuh perjuangan," katanya.

Menurut Urip, kalau Borobudur ini sudah dapat nama sehingga tinggal apa yang mau disajikan lebih menarik.    

"Untuk Jateng yang berpotensi menurut saya Jepara juga bagus karena ada pantai, kalau Semarang pantainya kurang menarik. Tetapi memang harus ada brand dulu yang bisa menjual baru para hasher ini datang secara otomatis, karena mereka biaya sendiri," katanya.

Ia menyampaikan hash ini memang tidak begitu populer di kalangan masyarakat bawah, tetapi komunitas ini tidak pernah berkurang, malah terus bertambah. Kalau mungkin di sini bisa dua tahun sekali diselenggarakan tinggal rutenya mencari yang bagus-bagus. 

 

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024