Solo (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, serius menggarap potensi kuliner lokal yang melibatkan pedagang kaki lima dengan meningkatkan kemampuan mereka. 

"Kami berupaya meningkatkan kompetensi, masih dipandang perlu untuk di-'upgrade' baik kemampuan dan pengetahuannya sehingga ada nilai tambah dari mereka untuk lebih baik," kata Kepala Bidang PKL Dinas Perdagangan Kota Surakarta Didik Anggono di sela pelaksanaan Bimbingan Teknis Kewirausahaan kepada 100 PKL di Restoran Solo Bistro, Selasa.

Ia mengatakan beberapa pembinaan yang dilakukan, di antaranya, minta PKL menjaga kebersihan, higienitas makanan, dan penyiapan bahan makanan.

"Dengan peningkatan kualitas tersebut, pecinta kuliner makin senang dan betah ketika ingin makan di PKL-PKL yang ada di Kota Solo," katanya.

Ia mengatakan saat ini jumlah PKL khusus kuliner di Kota Solo sekitar 3.000 PKL. Ia mengatakan melihat kondisi di lapangan ada pertumbuhan terus-menerus. 

Sementara itu, mengenai pendapatan yang diperoleh para PKL cukup menjanjikan. Ia mencontohkan untuk di Shelter Galabo saja yang terdiri dari 28 pedagang, dalam satu hari rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh sekitar Rp300.000-500.000/pedagang.

"Artinya ini menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Selain itu, PKL kuliner juga bisa menjadi duta promosi pariwisata melalui menu-menu khas Solo di antaranya tengkleng, nasi liwet, dan bakso," katanya.

Melihat potensi Galabo, pada tahun depan pihaknya akan membangun konsep yang sama di kawasan Kotabarat Solo. Ia mengatakan khusus untuk Shelter Kotabarat anggaran yang disiapkan sebesar Rp1,8 miliar.

"Kapasitasnya 60 PKL. Saat ini sedang proses gambar, diharapkan bisa selesai bulan November. Targetnya Januari sudah pembangunan dan di bulan Maret mulai beroperasi," katanya.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024